Etiologi Kanker Kolorektal
Etiologi kanker kolorektal belum diketahui pasti dan dipercaya bersifat multifaktorial. Kanker kolorektal dapat bersifat familial atau diturunkan, tetapi 70% kasus merupakan kasus sporadik.[1]
Etiologi
Kanker kolorektal dapat terjadi pada semua orang tanpa riwayat keluarga, di mana lebih sering terjadi pada usia >50 tahun. Kasus sporadik ini sebagian besar terkait dengan faktor risiko dari lingkungan.[1]
Sementara, kanker kolorektal yang bersifat diturunkan dapat terjadi pada usia lebih muda, atau <50 tahun. Sindrom kanker kolorektal bawaan yang paling umum ditemukan berhubungan dengan familial adenomatous polyposis (FAP), MUTYH-associated polyposis (MAP), dan Lynch syndrome atau hereditary non-polyposis colorectal cancer (HNPCC).[1,8,9]
Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal di antaranya inflammatory bowel disease (IBD), kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn terutama jika terdapat di daerah ileokolon.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko kanker kolorektal dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat kanker kolorektal atau polip adenomatosa pada pasien atau keluarga, dan riwayat IBD.[1]
Sementara, faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah inaktivitas, obesitas, konsumsi tinggi daging merah, merokok, dan konsumsi alkohol. Pasien yang menjalani radiasi abdominopelvik juga lebih berisiko mengalami kanker kolorektal, sehingga disarankan untuk menjalani skrining setiap 5 tahun.[1,9]
Usia merupakan faktor risiko kanker kolorektal sporadis. Kanker kolon jarang terjadi pada usia <40 tahun, di mana insidensi kanker kolon mulai meningkat dari usia 40‒50 tahun dan terus meningkat seiring usia.[1,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini