Pendahuluan Kanker Rektum
Bersama dengan kanker kolon, kanker rektum merupakan salah satu jenis keganasan yang paling banyak ditemukan dan memiliki tingkat mortalitas yang tinggi. Di Amerika Serikat, kanker rektum dan kanker kolon menduduki peringkat ketiga untuk keganasan yang paling banyak didiagnosis.[1,2]
Kanker rektum memiliki faktor risiko lingkungan dan genetik yang berbeda dengan kanker kolon. Transformasi dari epitelium rektum normal menjadi lesi displastik dan akhirnya menjadi karsinoma invasif dipengaruhi kombinasi dari mutasi genetik, baik somatik (didapat) atau germline (diturunkan), selama periode sekitar 10 hingga 15 tahun. Adenokarsinoma merupakan patologi terbanyak dari kanker kolon dan rektum (98%). Adapun jenis patologi lain dari kanker rektum yang lebih jarang adalah limfoma (1,3%), carcinoid (0,4%), dan sarkoma (0,3%).[2,3]
Tata laksana kanker rektum yang baik akan membutuhkan kerjasama multidisiplin oleh dokter penyakit dalam konsultan onkologi, dokter bedah onkologi, dan dokter radiologi onkologi. Tata laksana dapat meliputi pembedahan, kemoterapi perioperatif dan pasca operatif, ataupun radioterapi yang diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan, terutama pada pasien berisiko tinggi. Respon terhadap terapi perioperatif dan stadium kanker rektum merupakan indikator prognostik terpenting dari kanker rektum.[1,4]