Pendahuluan Limfoma Non-Hodgkin
Limfoma non-Hodgkin adalah neoplasma jaringan limfoid yang berasal dari prekursor sel B, sel B matur, prekursor sel T, dan sel T matur. Limfoma non-Hodgkin dibedakan dari limfoma Hodgkin berdasarkan tidak adanya sel Reed-Sternberg dan berdasarkan pewarnaan Cd15 dan Cd30 pada pemeriksaan histologi.[1,2]
Limfoma non-Hodgkin memiliki banyak subtipe. Namun, berdasarkan prognosisnya, limfoma non-Hodgkin umumnya dibagi menjadi 2 tipe, yaitu indolent follicular lymphoma (FL) dan aggressive diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL).[1,2]
Diagnosis limfoma non-Hodgkin membutuhkan pemeriksaan penunjang histologi karena gejala klinisnya sangat bervariasi. Sekitar ⅔ pasien limfoma non-Hodgkin mengalami limfadenopati perifer. Limfadenopati dapat hilang timbul pada limfoma indolent selama bertahun-tahun, sedangkan limfoma agresif menimbulkan gejala lebih spesifik seperti penurunan berat, keringat malam, demam, dan bahkan kematian dalam beberapa minggu.[1,3]
Limfoma gastrointestinal dapat menimbulkan mual, muntah, sulit makan, penurunan berat badan, rasa penuh di abdomen, cepat kenyang, dan gejala terkait obstruksi usus. Limfoma susunan saraf pusat dapat menimbulkan gejala nyeri kepala, tanda-tanda kompresi medula spinalis, letargi, defisit neurologis fokal, kejang, dan paralisis.[1,3]
Penatalaksanaan limfoma non-Hodgkin ditentukan berdasarkan stadium tumor, grade, dan tipe limfoma. Faktor-faktor dari pasien juga berperan, seperti gejala klinis, usia, dan komorbiditas. Penatalaksanaan dapat berupa kemoterapi atau radioterapi.[1,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Steven Johanes Adrian