Epidemiologi Fraktur Ankle
Data epidemiologi menunjukkan bahwa fraktur ankle atau patah tulang pergelangan kaki adalah jenis fraktur ekstremitas inferior yang paling umum di dunia, dengan insidensi yang dilaporkan mempengaruhi 70 hingga 185 pasien per 100.000 orang setiap tahun. Trauma energi tinggi, seperti kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian, serta trauma energi rendah, seperti tersandung atau terpeleset, diasosiasikan sebagai penyebab fraktur ankle.[15-18]
Global
Dalam sebuah studi epidemiologi di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa insidensi fraktur ankle mencapai 4,22 per 10.000 orang setiap tahun. Usia rata-rata pasien dengan fraktur ankle adalah 37 tahun. Studi ini juga melaporkan bahwa mekanisme cedera yang paling umum menyebabkan fraktur pergelangan kaki adalah terjatuh (35,68%), diikuti oleh aktivitas olahraga (35,26%), aktivitas harian (19,29%), dan melompat (5,38%).[15]
Studi epidemiologi lain melaporkan bahwa insiden fraktur ankle per tahun di Korea Selatan mencapai 171,37/100.000 dengan rasio laki-laki terhadap perempuan sebesar 0,78. Dalam studi ini, laki-laki menunjukkan insiden tertinggi pada masa remaja, sementara insiden pada perempuan menunjukkan kecenderungan meningkat seiring bertambahnya usia.[19]
Indonesia
Di Indonesia, belum terdapat data yang secara spesifik menggambarkan epidemiologi fraktur ankle pada populasi umum. Namun, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), sekitar 67,9% dari prevalensi fraktur di Indonesia merupakan fraktur ekstremitas inferior yang disebabkan oleh kecelakaan.[20]
Mortalitas
Fraktur ankle terkait dengan morbiditas yang signifikan pada semua kelompok usia, dengan angka mortalitas satu tahun mencapai 11,9% setelah rawat inap pada pasien berusia di atas 65 tahun. Selain itu, angka mortalitas di kalangan pasien berusia > 65 tahun dengan fraktur ankle terbuka dilaporkan berkisar antara 23% hingga 27% selama tahun pertama pascaoperasi.[6,21]