Pendahuluan Fraktur dan Dislokasi Tulang Belakang
Fraktur dan dislokasi tulang belakang sering dikaitkan dengan trauma yang dapat menyebabkan kerusakan pada medula spinalis (spinal cord) yang dapat berujung pada kelumpuhan pasien. Berdasarkan mekanisme terjadinya, cidera tulang belakang dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, cidera mayor dan cidera minor yang menentukan defek anatomi terkait cidera tersebut. [1-2]
Penyebab terjadinya fraktur dan dislokasi tulang belakang dapat disebabkan oleh cidera traumatik dan nontraumatik. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab tersering terjadinya cidera pada tulang belakang yang seringkali bersamaan dengan cidera medula spinalis (spinal cord injury), dan fraktur dan dislokasi tulang belakang non-traumatik adalah osteoporosis, keganasan (fraktur patologis), dan infeksi.[2-4]
Diagnosis fraktur dan dislokasi tulang belakang dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penting untuk selalu mencurigai adanya cidera tulang belakang pada pasien trauma sampai diagnosis cidera tulang belakang ditegakkan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiografi polos, CT-scan dan MRI.[5]
Tata laksana dari fraktur dan dislokasi tulang belakang dapat dimulai dari penatalaksanaan konservatif dan pembedahan, tergantung dari defek yang dialami oleh pasien.[1,6]