Etiologi Fraktur Femur
Etiologi fraktur femur yang paling sering adalah trauma energi tinggi. Pada lansia, fraktur femur juga bisa disebabkan oleh trauma energi rendah. Etiologi lain fraktur femur adalah adanya penyakit metabolik pada tulang, metastasis tulang, ataupun tumor primer pada tulang. Fraktur femur juga bisa disebabkan oleh kelebihan beban berulang.[1,2,5,6]
Trauma
Pada pasien lebih muda, fraktur femur umumnya berkaitan dengan mekanisme energi tinggi atau trauma. Penyebab traumatik dari fraktur femur adalah:
- Trauma kendaraan bermotor: tabrakan kendaraan bermotor, tabrakan sepeda motor, tabrakan mobil dan pejalan kaki.
- Aktivitas fisik dan olahraga: olahraga kecepatan tinggi, olahraga kontak dengan trauma langsung, ski, sepak bola, hoki
- Jatuh: misalnya dari ketinggian, mendaki gunung, atau lompat galah
- Luka tembak
- Kekerasan dan pelecehan pada anak[1,2,7,8]
Fraktur Patologis
Pada pasien lanjut usia dapat mengalami fraktur femur karena jatuh ke lantai tanpa adanya mekanisme energi tinggi akibat menderita osteoporosis. Selain itu, fraktur femur bisa diakibatkan oleh adanya penyakit metabolik tulang, metastasis tulang, tumor primer pada tulang, maupun infeksi.[1,7]
Fraktur Stres
Pada atlet, bisa terjadi fraktur stres akibat melakukan gerakan repetitif dengan intensitas yang tinggi. Penyebab fraktur stres lain adalah:
- Aktivitas dengan impact repetitif seperti berlari dan melompat
- Penyakit metabolik tulang, seperti osteomalasia dan hiperparatiroidisme
- Amenorea pada pelari wanita
- Densitas mineral tulang abnormal
- Penggunaan sepatu yang tidak sesuai[2,5-7]
Faktor Risiko
Faktor risiko fraktur femur mencakup jenis kelamin perempuan, kebiasaan merokok, dan penggunaan steroid jangka panjang.[2,7,9,10]
Jenis Kelamin
Perempuan lebih banyak mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan laki-laki. Ini berkaitan dengan perubahan kepadatan tulang pasca menopause.[2,7,9,10]
Gaya Hidup
Risiko fraktur femur juga meningkat pada pasien dengan kebiasaan merokok dan minum alkohol.[2,7,9,10]
Komorbiditas
Penggunaan steroid jangka panjang, rheumatoid arthritis, dan diabetes mellitus juga meningkatkan risiko fraktur femur.[2,7,9,10]