Edukasi dan promosi Kesehatan Fraktur Femur
Edukasi dan promosi kesehatan pada fraktur femur mencakup tindakan pembedahan yang dipilih sebagai pendekatan terapi, beserta kemungkinan komplikasi jangka pendek dan jangka panjang dari tindakan tersebut. Jelaskan pada pasien bahwa fraktur femur memerlukan waktu penyembuhan yang panjang, sekitar 3-6 bulan. Jelaskan juga bahwa pasien umumnya akan memerlukan program rehabilitasi pasca pembedahan.[2,5,6]
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarga pasien harus mengetahui bahwa fraktur femur memerlukan tindakan pembedahan pada kebanyakan kasus, terutama pada kasus fraktur femur traumatik. Tindakan ini tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan struktur tulang yang patah pada posisinya, tetapi juga dalam upaya mengontrol dan mencegah terjadinya perdarahan hebat.[2,15]
Pasien dan keluarga juga harus tahu bahwa diperlukan waktu yang cukup panjang untuk bisa kembali bergerak normal pasca tindakan bedah. Pasien juga akan perlu mengikuti program rehabilitasi yang panjang setelah pembedahan dan akan diperlukan waktu sebelum akhirnya pasien bisa menggunakan tungkainya untuk menopang berat badan (weightbearing).[2,6,16]
Pada kasus fraktur femur yang terjadi di atlet, penilaian teknik latihan dan perubahan teknik serta intensitas diperlukan. Selain itu, jelaskan juga terapi atau modifikasi yang diperlukan pada kasus fraktur femur patologis atau fraktur stres, misalnya dengan menyesuaikan sepatu atau mengobati neoplasma yang mendasari timbulnya fraktur.[2,5,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penggunaan alat pelindung diri saat melakukan olahraga atau aktivitas berisiko tinggi atau high impact merupakan langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk fraktur femur traumatik. Selain itu, pasien perlu mengikuti standar dan ketentuan yang berlaku saat berkendara karena fraktur femur sering berkaitan dengan kecelakaan kendaraan bermotor.
Untuk mencegah fraktur patologis pada pasien osteoporosis, langkah yang paling utama adalah mencegah terjadinya jatuh. Pasien osteoporosis pada umumnya adalah lansia, sehingga kemampuan menjaga keseimbangan cukup rendah dan berisiko untuk jatuh yang berakibat fraktur. Modifikasi pada area tempat tinggal dan lingkungan yang sering dilalui pasien mungkin diperlukan untuk mencegah jatuh, misalnya dengan memberi karpet antislip pada area yang licin atau anak tangga.
Pada atlet, pencegahan fraktur stres bisa dilakukan dengan edukasi penilaian intensitas latihan agar tidak terjadi overuse. Pastikan atlet menggunakan media latihan, termasuk perlengkapan olahraga dan lapangan, yang sesuai. Penggunaan sepatu dengan midsole yang cukup tebal, lapangan yang rata, dan tambahan matras yang cukup empuk diperlukan pada olahraga yang banyak menggunakan gerakan melompat.[2,5,6,16]