Patofisiologi Trigger Finger
Patofisiologi trigger finger diawali oleh mikrotrauma yang berasal dari gerakan repetitif atau gaya kompresi yang menyebabkan inflamasi dan hipertrofi selubung retinakulum di sekeliling tendon. Gesekan berulang antara tendon fleksor dengan selubungnya akan menyebabkan pembengkakan dan pembentukan nodul pada tendon tersebut.
Penyempitan selubung pembungkus tendon dan pembengkakan pada tendon itu sendiri (tenosynovitis) akan berujung pada restriksi pergerakan fleksor tendon. Secara histopatologis, gesekan dan kompresi berulang pada tendon menyebabkan metaplasia fibrokartilaginosa pada tendon.[1,2,7]
Dalam kondisi normal, selubung retinakulum akan membentuk sistem katrol (pulley) yang berfungsi untuk memaksimalkan kekuatan serta efisiensi gerakan tendon fleksor. Pada tiap jari, sistem katrol tersebut terdiri dari 5 ligamen annular (A1–A5) serta 4 ligamen krusiatum (C1–C5). Pulley A1 yang terletak di area kepala tulang metakarpal merupakan lokasi yang paling sering mengalami trigger finger. Lokasi ini mendapatkan gaya tekan yang paling besar pada tiap gerakan menggenggam.[1,2]