Pendahuluan Transient Tachypnea of the Newborn
Transient tachypnea of the newborn (TTN) merupakan sindrom distres pernapasan yang bersifat sementara, yang terjadi pada neonatus segera setelah lahir. TTN disebabkan oleh terlambatnya clearance dan resorpsi cairan paru sehingga pertukaran gas tidak efektif.[1-3]
Risiko TTN lebih besar pada neonatus yang lahir secara sectio caesarea, jenis kelamin laki-laki, usia kehamilan late-preterm, besar/kecil masa kehamilan, asfiksia perinatal, ibu dengan riwayat diabetes gestasional dan asma.[1,2]
TTN ditandai dengan gejala distres pernapasan, seperti takipnea (laju napas >60 kali/menit), napas cuping hidung, merintih, retraksi dada, hingga sianosis. Pemeriksaan rontgen toraks menunjukkan hiperinflasi paru, cairan pada fisura interlobar, edema interstitial, dan corakan vaskuler paru atau perihilar yang prominen.
Diagnosis TTN merupakan diagnosis eksklusi, sehingga perlu dipikirkan kemungkinan etiologi distress pernapasan lain terlebih dahulu, terutama apabila gangguan pernapasan progresif dan terjadi penurunan klinis.Hasil analisis gas darah dapat menunjukkan hipokapnia dan hipoksemia ringan akibat takipnea.[1-4]
Terapi TTN umumnya bersifat suportif, di mana gejala akan membaik dalam waktu 24–72 jam. Penatalaksanaan mencakup pemberian oksigen, nutrisi, dan hidrasi. Oksigen diberikan melalui nasal kanul atau continuous positive airway pressure (CPAP) sesuai indikasi.
Takipnea dapat menyebabkan anak berisiko mengalami aspirasi, sehingga pemberian nutrisi ditentukan berdasarkan status respirasi anak. Bila laju napas 60–80 kali/menit, pemberian nutrisi dilakukan melalui selang nasogastrik, sedangkan bila laju napas >80 kali/menit, nutrisi diberikan melalui jalur intravena.[1-4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini