Pendahuluan Flu Burung
Flu burung atau avian influenza merupakan infeksi virus influenza tipe A yang biasa menginfeksi burung/unggas. Namun, virus ini telah menular ke manusia melalui unggas (zoonosis). Flu burung dapat menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga berat.[1,2]
Terdapat beberapa subtipe virus influenza tipe A, di antaranya subtipe H5N1 yang menyebabkan 18 kasus dan 6 kematian pada manusia tahun 1997 di Hong Kong, serta subtipe H7N9 yang ditemukan tahun 2013 di China.[1-3]
Pada Mei 2024, terdapat laporan dari Australia di mana seorang anak terinfeksi virus tersebut saat sedang bepergian ke India; di saat yang bersamaan, ditemukan virus flu burung pada beberapa peternakan ayam. Pada tahun sebelumnya, Kamboja melaporkan anak berusia 11 tahun dengan pneumonia dan terkonfirmasi infeksi virus H5N1. WHO menyatakan bahwa sejak tahun 2020 wabah flu burung pada burung liar dan unggas telah meningkat secara global, sehingga diduga dapat menambah kasus sporadis pada manusia.[3,18,19,21,22]
Manifestasi klinis flu burung bergantung pada subtipe virus. Pasien asimtomatik atau mengalami manifestasi berat, seperti pneumonia, gagal napas, dan gagal organ multipel. Infeksi virus H5N1 dianggap yang paling berbahaya pada manusia, di mana mortalitas mencapai 60%.[1-3]
Pasien flu burung umumnya datang dengan flu-like symptoms, seperti demam, nyeri tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala, dan lesu. Biasanya memiliki riwayat kontak dengan unggas, atau berada di daerah endemis flu burung. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi. WHO membagi diagnosis flu burung menjadi person under investigation, suspected H5N1 case, probable H5N1 case, dan confirmed H5N1 case.[3]
Tata laksana flu burung diawali dengan penilaian keadaan umum secara cepat, agar keadaan yang mengancam jiwa dapat segera ditangani. Selanjutnya, jika pasien mengalami gejala berat dapat diberikan obat antivirus, yaitu golongan inhibitor neuraminidase (oseltamivir dan zanamivir) dan adamantanes (amantadine dan rimantadine).[1-4]
Upaya pencegahan penyebaran infeksi flu burung pada pasien manusia adalah melindungi unggas baik dalam peternakan maupun satwa liar, serta menghentikan penyebaran virus antara manusia.[20]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja