Prognosis Gonorrhea
Prognosis gonorrhea atau gonore yang diobati dengan benar adalah baik. Gejala umumnya hilang tanpa komplikasi setelah pemberian terapi antibiotik.
Komplikasi
Jika infeksi gonorrhea tidak terdeteksi atau diobati dengan tepat, maka dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ reproduksi wanita, termasuk penyakit radang panggul, nyeri panggul kronis, infertilitas, abortus, dan kehamilan ektopik. Lebih jarang, infeksi gonokokal diseminata akan bermanifestasi sebagai artritis septik atau endokarditis. Infeksi gonorrhea juga dapat menyebabkan sindrom Fitz-Hugh-Curtis, yaitu peradangan kapsul hati dengan hasil adhesi intraabdomen.
Komplikasi lain dapat mencakup epididimitis, prostatitis, dan proktitis. Komplikasi sistemik yang diperantarai kekebalan setelah infeksi gonorrhea dapat menyebabkan trias artritis reaktif, uretritis, dan konjungtivitis.
Kehamilan
Infeksi gonorrhea selama kehamilan dapat meningkatkan risiko chorioamnionitis, ketuban pecah dini, kelahiran preterm, berat bacan lahir rendah, dan abortus spontan. Risiko telah dilaporkan meningkat hingga 5 kali lipat.
Infeksi gonorrhea juga dapat mempersulit persalinan obstetrik dengan menginfeksi bayi baru lahir melalui kontak mata dengan sekret genital selama periode nifas dan dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal yang berkembang menjadi kebutaan. Transmisi N. gonorrhoeae dari ibu yang terinfeksi kepada bayi dapat terjadi pada 30-50% kasus. Infeksi gonorrhea meningkatkan risiko penularan HIV.[1,25,26]
Prognosis
Dengan terapi dini yang memadai, dapat terjadi penyembuhan total. Sebagian besar infeksi gonokokal merespon dengan cepat terhadap terapi sefalosporin. Terapi yang terlambat, tertunda, atau tidak tepat dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan.[3,12]
Reinfeksi dapat terjadi jika partner seksual tidak diterapi.[4,23,24]
Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya
Direvisi oleh: dr. Qanita Andari