Pendahuluan Infeksi CMV
Infeksi CMV atau cytomegalovirus merupakan infeksi kongenital yang paling sering terjadi dan memiliki bahaya malformasi janin. Infeksi CMV adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Cytomegalovirus, yaitu virus yang tergabung dalam family Herpesviridae.[1-4]
Infeksi CMV dapat terjadi pada janin, neonatus, balita, anak-anak, maupun dewasa. Transmisi infeksi CMV melalui kontak cairan tubuh penderita, yaitu saliva, darah, sekret genital, urine, bahkan air susu ibu. Infeksi CMV dapat terjadi secara primer atau akibat reaktivasi infeksi CMV laten.[1-4]
Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi pada usia kehamilan berapapun, yang akan menyebabkan gangguan perkembangan janin. Malformasi kongenital yang paling sering terjadi adalah tuli sensorineural dan kelainan sistem saraf pusat, seperti kejang berulang atau sindrom epilepsi.[1,4,5]
Sementara, infeksi CMV pada orang dewasa umumnya asimptomatik atau gejala ringan, seperti flu like syndrome. Namun, infeksi berat pada dewasa dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf tepi, seperti poliradikuloneuritis dan polineuropati perifer. Di mana infeksi CMV pada pasien imunokompromais dapat bermanifestasi klinis berat, antara lain ensefalopati, pneumonia, hepatitis, uveitis, retinitis, dan kolitis.[1,4,5]
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan infeksi CMV. Modifikasi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya untuk menurunkan angka kejadian infeksi CMV. Deteksi dini pada kehamilan juga perlu dilakukan untuk mencegah malformasi kongenital berat. Pengobatan lini pertama infeksi CMV saat ini masih menggunakan antiviral, seperti gansiklovir adalah valgansiklovir.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini