Pendahuluan Infeksi Virus Zika
Infeksi virus Zika merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Zika (ZIKV), yang tergolong dalam genus Flavivirus. Infeksi virus Zika pada anak dan dewasa tidak mematikan terkecuali pada bayi yang lahir terinfeksi. Mortalitas bayi yang lahir terinfeksi mencapai 64%.[9,10,35,36]
Infeksi virus Zika juga menyebabkan gangguan neurologis berat pada bayi yaitu sindrom Zika kongenital. Oleh karena itu, infeksi virus Zika telah ditetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) oleh WHO pada tahun 2016.[6]
Virus Zika merupakan virus RNA yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes, ibu hamil yang terinfeksi pada anaknya, hubungan seksual, donor darah dan transplantasi organ. Masa inkubasi virus Zika adalah 3-14 hari.[48]
Sekitar 80% orang yang terinfeksi dengan virus Zika tidak bergejala. Infeksi virus Zika mempunyai manifestasi klinis yang bervariasi sesuai dengan target organnya yaitu pada kulit, mata, darah, plasenta, testis, dan saraf. Pada orang dewasa, gejala infeksi virus ini cenderung bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-7 hari (self-limiting).[1-3,10-16]
Secara umum gejala infeksi virus Zika menyerupai gejala penyakit arbovirus lainnya sehingga sulit dibedakan. Pada beberapa kasus, infeksi virus Zika dapat meninggalkan sekuele penyakit yaitu sindrom Guillain-Barre dan infertilitas pada orang dewasa.[1-3,10-16]
Diagnosis infeksi virus Zika ditegakkan melalui pemeriksaan RT-PCR. Bila tidak terdapat pemeriksaan RT-PCR, maka dapat dilakukan uji serologi. Diagnosis banding infeksi virus Zika seperti demam Dengue dan Malaria perlu disingkirkan dengan cermat karena beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah endemis demam dengue dan malaria.[1,22]
Faktor risiko infeksi virus Zika adalah riwayat perjalanan/tinggal di daerah endemis atau kontak seksual dengan orang yang terpapar dengan infeksi virus Zika.[1-3,30,34]
Belum ada obat antivirus maupun vaksin yang dikhususkan untuk infeksi virus Zika. Tatalaksana infeksi virus Zika bersifat suportif dan simtomatik, bertujuan untuk mencegah koinfeksi dengan virus Arbovirus lainnya, serta mencegah penularan lebih luas, terutama pada keluarga yang sedang mempersiapkan kehamilan.[1,3,25,26]