Panduan E-Prescription Infeksi Virus Zika
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis pasien dapat mengeluhkan bercak ruam pada kulit, mata merah yang menunjukkan ciri seperti konjungtivitis, demam ringan (subfebris), berbagai keluhan nyeri (nyeri kepala, retro-orbital, otot, sendi).[1-3]
Identifikasi faktor risiko utama, yakni riwayat berada pada daerah endemis virus Zika, merupakan kunci untuk mengetahui apakah pasien termasuk dalam suspek terinfeksi virus Zika.[1,2,34]
Pasien ibu hamil yang dicurigai mengalami infeksi virus Zika harus dirujuk ke faskes terdekat untuk dapat dimonitor lebih lanjut terkait kemungkinan komplikasi sindrom kongenital Zika yang dapat terjadi pada janin.[24]
Peringatan
Hati-hati dalam memberikan obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) terutama golongan aspirin kepada pasien yang dicurigai atau terkonfirmasi mengalami infeksi virus Zika karena risiko perdarahan atau sindrom Reye yang tinggi (pada anak), terutama pada infeksi virus Zika yang terjadi bersamaan dengan infeksi virus dengue.[3]
Medikamentosa
Sejauh ini belum ada obat antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dapat digunakan pada kasus infeksi virus Zika. Pada prinsipnya, pengobatan di rumah bersifat suportif dan mencakup:
- Mempertahankan status hidrasi yang baik
- Istirahat yang cukup
- Mencegah gigitan nyamuk karena dikhawatirkan dapat memfasilitasi tersebarnya infeksi virus secara lebih masif atau terjadinya superinfeksi dengan Flavivirus lain yang dapat berpotensi memperburuk prognosis
- Menghilangkan gejala yang mengganggu (terapi simptomatik)[3,44]
Demam Ringan/nyeri (kepala, retro-orbita, sendi, atau otot)
Pada pasien dewasa, Asetaminofen diberikan 325 – 650 mg setiap 4 jam atau hanya bila merasa demam atau nyeri (PRN). Tidak boleh melebihi dosis 3250 mg per hari. Sedangkan pada pasien anak dengan berat badan kurang dari 60 kg, Asetaminofen diberikan 10-15 mg/kgBB setiap 4-6 jam atau hanya bila merasa demam atau nyeri (PRN).[45]
Konjungtivitis (Pada pasien dewasa maupun anak)
Tidak ada obat antivirus yang disetujui untuk digunakan terhadap konjungtivitis karena infeksi virus Zika. Yang bisa dilakukan adalah memberikan terapi untuk meredakan gejala konjungtivitis, seperti Artificial eye tears (air mata buatan) 4-10 kali tetes sehari.[46]
Steroid topikal hanya dipertimbangkan bila konjungtivitis telah sampai ke tahap mengganggu visus (dikhawatirkan telah terjadi infiltrasi subepitel atau injeksi konjungtiva yang berat hingga menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien).[46]
Ruam pada Kulit (Pada pasien dewasa maupun anak)
Tidak ada obat spesifik yang ditujukan untuk manifestasi kulit pada infeksi virus Zika. Namun, dapat diberikan obat golongan antihistamin oral untuk mengurangi gatal yang timbul.[47]
Pasien dewasa dan anak >6 tahun dapat diberikan loratadine 10 mg per hari. Sementara pasien anak berusia 2-6 tahun dapat diberikan Loratadine 5 mg per hari. Belum ada data terkait keamanan penggunaan antihistamin pada pasien anak <2 tahun.[47]