Prognosis Strongyloidiasis
Prognosis strongyloidiasis akut dan kronis pada umumnya baik, terutama pada pasien imunokompeten. Prognosis tidak baik dapat terjadi pada infeksi berat strongyloidiasis, yaitu hiperinfeksi dan diseminata. Komplikasi strongyloidiasis, antara lain obstruksi intestinal, peritonitis, gagal napas, dan sepsis.
Komplikasi
Komplikasi gastrointestinal yang dapat timbul, antara lain perdarahan saluran cerna, terutama pada pasien hiperinfeksi, malabsorpsi, obstruksi dan perforasi usus, peritonitis, serta ileus. Pada saluran napas, komplikasi dapat berupa asma, pneumonitis, dan efusi pleura.
Pada sistem saraf, strongyloidiasis berpotensi mengakibatkan meningitis dan abses bakteri. Komplikasi juga dapat terjadi pada ginjal, antara lain sindrom nefrotik, khususnya minimal-change nephrotic syndrome, serta syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH). Komplikasi terutama terjadi pada infeksi strongyloidiasis yang berat.[3,6,7]
Prognosis
Prognosis strongyloidiasis umumnya baik pada pasien yang imunokompeten. Namun, prognosis yang kurang ditemukan pada infeksi strongyloidiasis yang berat, misalnya strongyloidiasis hyperinfection syndrome dan disseminated strongyloidiasis.
Faktor risiko terjadinya infeksi berat adalah penggunaan kortikosteroid, misalnya dexamethasone atau prednisone, infeksi human T-cell lymphotropic virus type I (HTLV-I) dan human immunodeficiency virus (HIV), malnutrisi, dan alkoholisme. Strongyloidiasis berat yang tidak mendapatkan tata laksana memiliki tingkat mortalitas hingga 80%.[6,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra