Pendahuluan Amphetamine and Cocaine Use Disorder
Amphetamine and cocaine use disorder merupakan substance use disorder dengan substansi berupa kokain dan amfetamin, keduanya merupakan zat psikostimulan. Penggunaan amphetamine dan kokain digolongkan sebagai amphetamine and cocaine use disorder ketika penggunaan terjadi secara persisten dan menyebabkan hendaya, baik secara sosial, akademis, maupun pekerjaan, atau terjadi intoksikasi obat.
Dahulu substance use disorder dibedakan menjadi penyalahgunaan dan dependensi tetapi kriteria diagnostic and statistical manual of mental disorders V (DSM-V) saat ini menggabungkan keduanya di bawah terminologi substance use disorder.
Kokain dan amfetamin adalah golongan psikostimulan yang bekerja pada neurotransmiter monoamin pada sistem saraf tepi dan pusat. Di pasaran, kokain dikenal sebagai snow, coke, girl, lady atau crack, sedangkan amfetamin dikenal sebagai ineks, ekstasi atau XTC (methylenedioxy methamphetamine / MDMA), serta untuk produk turunan metamfetamin dikenal juga sebagai meth, kristal, kapur, shabu, SS, dan es.[1-4]
Penegakan diagnosis dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan penunjang. Riwayat dan lama penggunaan merupakan pertanyaan yang penting untuk ditanyakan karena akan mempengaruhi tanda dan gejala yang ditemui. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda aktivitas adrenergik. Temuan pada pemeriksaan fisik pada penggunaan akut dan overdosis sangat berbeda.[1,2]
Pada fase akut, penanganan kegawatdaruratan medis merupakan fokus perawatan. Hal ini dimulai dengan penilaian risiko, tata laksana simtomatik untuk gejala yang dialami, resusitasi cairan, menjaga patensi jalan napas, dan observasi ketat.
Pada fase kronis, cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan modalitas terapi yang utama. Studi juga melaporkan bahwa DBS dapat digunakan untuk terapi gangguan penyalahgunaan zat. Namun, hal ini mungkin masih perlu dipelajari lebih lanjut efikasi dan keamanannya. Tidak ada terapi farmakologis yang spesifik untuk fase ini.[2]
Yang menentukan prognosis amphetamine and cocaine use disorder adalah overdosis, penggunaan bersama narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), serta ada tidaknya komplikasi akibat kecanduan, terutama gangguan multiorgan.[2,5]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri