Pendahuluan Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang disertai dengan ketakutan terhadap peningkatan berat badan dan distorsi persepsi berat atau bentuk badan pasien. Gangguan makan ini ditandai dengan upaya berlebih untuk menurunkan berat badan yang menyebabkan berat badan pasien menjadi sangat rendah (15% di bawah seharusnya atau BMI <17,5 kg/m2).
Anoreksia nervosa merupakan salah satu bentuk gangguan makan dengan tingkat mortalitas paling tinggi. [1] Meskipun gambaran klinisnya telah banyak diteliti, namun patofisiologi pasti gangguan ini masih belum diketahui.
Pasien dengan anoreksia nervosa mempunyai ketakutan yang obsesif dan persisten mengenai berat badan yang berlebih, yang disertai dengan body image yang tidak realistis dan berlebihan.[2]
Diagnosis anoreksia nervosa ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dalam Internasional Classification of Diseases 10 (ICD-10) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5). Berbeda dengan gangguan psikiatri lainnya, kriteria diagnosis untuk anoreksia nervosa menyertakan pemeriksaan fisik berupa indeks massa tubuh sebagai salah satu kriteria.
Sampai saat ini, terapi untuk anoreksia nervosa menggunakan kombinasi antara rehabilitasi nutrisi, farmakoterapi dan psikoterapi. Psikoterapi yang paling efektif digunakan adalah psikoterapi berbasis keluarga.[2,3]
Anoreksia nervosa mempunyai prognosis buruk dan sering disertai komorbiditas neurologis dan hormonal. Komorbiditas umumnya disebabkan oleh intake nutrisi yang buruk.
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri