Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Waham Menetap
Edukasi dan promosi kesehatan untuk gangguan waham menetap atau persistent delusional disorder terutama bertujuan agar pasien dapat mematuhi pengobatan yang diberikan. Sebaiknya, pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengobatan. Dukungan keluarga juga berperan penting dalam kesembuhan pasien.
Edukasi Pasien
Edukasi terutama ditekankan pada distress dan ketidakmampuan pasien untuk berfungsi dengan lebih baik akibat wahamnya. Keluarga juga disarankan untuk terlibat dalam proses terapi, terutama dalam upaya membantu reality testing pada pasien.
Edukasi lainnya adalah mengenai kepatuhan minum obat mengingat bahwa waham bisa dikendalikan dengan farmakoterapi yang adekuat. Bukti klinis menunjukkan pemberian antipsikotik, misalnya risperidone dan olanzapine, memiliki efektivitas yang lebih tinggi pada pasien rawat inap. Hal ini dihubungkan dengan tingkat kepatuhan yang lebih baik.
Pasien dengan gangguan waham juga membutuhkan dukungan agar tidak mengalami komplikasi psikiatri, seperti depresi dan kecemasan. Untuk itu pasien dan keluarganya perlu diedukasi untuk mengenali gejala kekambuhan penyakit dan dapat segera mencari pertolongan medis.[3,17]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Saat ini, belum ada metode yang bisa digunakan secara spesifik untuk mencegah gangguan waham menetap. Namun, deteksi dini dan penanganan yang lebih awal akan bisa mencegah dampak dan komplikasi terhadap kehidupan pasien dan keluarganya.
Pencegahan gangguan jiwa, termasuk gangguan waham menetap, dapat dilakukan dengan promosi kesehatan jiwa. Tujuan promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan atau memelihara faktor protektif dan perilaku hidup sehat, serta menurunkan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan jiwa.
Promosi kesehatan jiwa dapat dilakukan sejak usia kanak-kanak, misalnya dengan aktivitas psikososial sejak usia dini, serta program-program yang mendukung perkembangan mental, seperti pencegahan substance abuse dan kekerasan dalam rumah tangga.
Promosi kesehatan juga dapat ditujukan pada kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa, seperti remaja dan imigran. Inaktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan jiwa. Oleh sebab itu, kelompok rentan gangguan jiwa sebaiknya juga disarankan untuk rutin beraktivitas fisik.[5,20]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra