Patofisiologi Psikosomatis
Patofisiologi psikosomatis atau somatoform disorder secara pasti belum diketahui, tetapi diperkirakan sebagai akibat hiperaktivitas stress response system. Terdapat pula hasil studi yang menunjukkan patofisiologi psikosomatis akibat triptofan plasma yang berkurang dan volume amigdala yang menurun.[4,7]
Hiperaktivitas Stress Response System
Hiperaktivitas sistem respon stres menyebabkan peningkatan tonus simpatis dan aktivitas aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Peningkatan tonus simpatis menyebabkan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan sistem saraf autonom. Sementara hiperaktivitas aksis HPA berhubungan dengan peningkatan kadar kortisol dalam darah.[4,7]
Defisiensi Triptofan Plasma
Triptofan secara signifikan lebih rendah pada pasien psikosomatis jika dibandingkan dengan kontrol normal, dan lebih rendah pada penderita depresi. Triptofan plasma yang berkurang dipengaruhi oleh kadar serotonin. Aktivasi stress response system secara tidak langsung akan menurunkan kadar serotonin, akibat pengalihan ketersediaan tryptophan ke jalur sintesis kynurenine dan tidak ke jalur sintesis serotonin. Selain itu, pada gangguan psikosomatis juga terjadi abnormalitas katabolisme serotonin, yang menyebabkan kadar tryptophan menjadi semakin rendah.[7,10]
Penurunan Volume Amigdala
Hasil brain imaging menunjukkan hiperaktivitas stress response system. Amigdala merupakan salah satu bagian otak yang merespon stress psikologis-emosional. Terdapat konektivitas antara amigdala dengan area otak lain yang mengendalikan fungsi eksekutif dan motorik, termasuk korteks prefrontal dan frontal. Pada penderita psikosomatis dapat terlihat penurunan volume amigdala yang dihubungkan dengan timbulnya keluhan-keluhan fisik.[4,8,9]