Prognosis Schizophrenia
Kunci prognosis yang baik pasien schizophrenia atau skizofrenia adalah kepatuhan pasien terhadap pengobatan, karena tingginya angka ketidakpatuhan pada pasien dengan penyakit jiwa, termasuk schizophrenia. Kepatuhan pasien akan menentukan apakah pasien mampu hidup secara mandiri dan memiliki kualitas hidup yang baik. Sebaliknya, penyakit yang tidak ditangani dengan optimal dapat menyebabkan komplikasi, seperti depresi, bahkan kematian.
Komplikasi
Komplikasi schizophrenia jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah fisik, emosi, dan perilaku yang ekstrim yang mempengaruhi setiap area kehidupan orang tersebut. Diagnosis yang cepat dan mematuhi rencana perawatan terperinci sangat penting untuk menjalani kehidupan yang normal dan bahagia. Komplikasi dan efek skizofrenia yang tidak diobati meliputi:
-
Substance use disorder, misalnya merokok, alcohol use disorder atau amphetamine and cocaine use disorder
- Efek samping antipsikotik, berupa distonia, sindrom kolinergik, hipotensi postural, parkinsonism
- Komplikasi psikiatri, misalnya depresi, melukai diri sendiri, bunuh diri
- Komplikasi sosial, seperti menjadi tunawisma, ketidakmampuan bekerja atau sekolah, kemiskinan, fobia dan isolasi sosial, menjadi korban perilaku agresif oleh orang lain, serta pemasungan
- Kematian[5]
Prognosis
Sampai sekarang belum ada obat yang bersifat kuratif untuk schizophrenia. Pengobatan yang efektif dapat mengurangi gejala, mengurangi kemungkinan episode psikosis yang terjadi, mempersingkat durasi episode psikotik, dan membuat mayoritas orang dapat hidup lebih produktif. Dengan pengobatan yang tepat dan konseling suportif, seseorang dengan skizofrenia dapat memiliki fungsi hidup yang relatif baik di masyarakat.[6]
Kunci prognosis pasien schizophrenia adalah kepatuhan pasien. Pasien dengan penyakit jiwa umumnya memiliki tingkat kepatuhan yang rendah, baik karena denial, efek samping pengobatan, maupun karena delusi grandiosa/ paranoid yang dialami pasien. Studi menunjukkan tingkat kepatuhan berkisar antara 26–63%.
Pasien yang mendapat pengobatan optimal umumnya akan dapat pulih total atau mampu berfungsi secara normal. Studi menunjukkan dalam 10 tahun setelah diagnosis awal, sekitar 50% orang yang didiagnosis menderita skizofrenia tercatat mampu hidup secara mandiri dengan kualitas hidup yang baik.
Sebanyak 25% membutuhkan bantuan orang lain, dan 15% tidak dapat hidup normal sama sekali, serta membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sekitar 10% dari populasi yang mengalami schizophrenia tidak dapat mengatasi gejala mereka sehingga memilih bunuh diri sebagai jalan keluar.[15]
Dampak Penghentian Obat Antipsikotik
Gejala skizofrenia akan kambuh jika antipsikotik dihentikan, atau dikurangi dosisnya saat terapi dinyatakan belum adekuat. Studi melaporkan berbagai luaran yang dapat terjadi pada pasien yang menghentikan terapi. Penghentian antipsikotik pasca remisi serangan pertama dapat menyebabkan kekambuhan hingga 77% pada tahun pertama, dan >90% pada tahun kedua. Sedangkan rekurensi pada pasien dengan terapi adekuat hanya 3% per tahun.[24]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra