Patofisiologi Bronkitis Akut
Patofisiologi bronkitis akut diawali dengan terjadinya iritasi pada mukosa bronkus dan kerusakan sel epitel bronkus yang dapat dipicu oleh infeksi organisme patogen, alergen, iritan, atau polutan. Pada beberapa kasus, infeksi saluran pernapasan atas yang berprogresi menjadi infeksi saluran pernapasan bawah juga dapat menyebabkan terjadinya bronkitis akut.[1,2]
Infeksi dan Inflamasi pada Bronkus
Membran mukosa bronkus yang teriritasi akan menjadi hiperemia dan edema sehingga mengganggu fungsi mukosiliari bronkus. Saluran pernapasan menjadi tersumbat oleh debris kemudian terjadi reaksi hiperresponsif pada bronkus. Tubuh akan merespon dengan melepaskan mediator proinflamasi.
Proses inflamasi menyebabkan peningkatan aliran darah dan aktivitas selular pada bronkus yang terdampak. Hal ini terlihat pada peningkatan ambilan 18F-fluorodeoxyglucose (FDG) pada pemeriksaan positron-emission tomography (PET) scan.
Inflamasi dinding bronkus akan menyebabkan penebalan mukosa, deskuamasi sel epitel, dan penggundulan membran basalis. Tubuh akan merespon dengan mensekresi mukus sehingga menyebabkan batuk. Sputum pada bronkitis akut bisa berwarna jernih, putih, kuning, hijau, atau terdapat sedikit darah.
Perubahan warna sputum disebabkan oleh peroksidase yang dilepaskan oleh leukosit dalam sputum, sehingga warna sputum saja tidak dapat menjadi indikator pasti infeksi bakteri. Sputum purulen (hijau/kuning) menunjukkan adanya reaksi inflamasi yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggita