Pendahuluan Gangguan Gait
Gangguan gait atau gaya berjalan yang tidak normal, disebut juga gait disorders atau gait disturbances. Gangguan gait merupakan kelainan berupa perubahan gerakan saat fase gait normal. Gait normal memiliki dua siklus yang terdiri dari fase berdiri dan fase ayunan. Saat salah satu tungkai mengayun, maka posisi tungkai kontralateral adalah berdiri. Pada gangguan gait, fase ini akan terganggu akibat ketidaknormalan proses dan gangguan stabilitas.[1-3]
Gangguan gait bisa terjadi akibat kelainan neurologis atau non-neurologis. Penyebab non-neurologis bisa berupa gangguan elektrolit, defisiensi vitamin, ataupun gangguan psikiatri. Sementara itu, contoh penyebab neurologis adalah penyakit Parkinson dan stroke.[1]
Secara epidemiologi gangguan gait dapat terjadi pada semua usia. Meski demikian, pertambahan usia menjadi faktor utama penyebab perubahan gait itu sendiri.[3,4]
Diagnosis gangguan gait utamanya dilakukan dengan observasi gaya berjalan pasien. Proses diagnostik dititikberatkan pada mengevaluasi penyebab gangguan gait. Kelainan gaya berjalan sendiri dapat dengan mudah dikenali pada pemeriksaan fisik. Sementara itu, pemeriksaan penunjang dipilih berdasarkan arah diagnostik yang didapat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan gangguan gait tergantung dari penyebab utamanya. Alat bantu seperti tongkat dan alat bantu jalan dapat bermanfaat pada kasus gait yang terkait gangguan keseimbangan. Terapi fisik dan latihan penguatan dapat bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas.[5-9]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono