Diagnosis Abses Peritonsilar
Diagnosis abses peritonsilar ditegakkan melalui temuan klinis seperti trismus, deviasi uvula, dan penonjolan peritonsil, yang menunjukkan adanya penumpukan purulen. Konfirmasi dapat dilakukan melalui aspirasi jarum atau insisi diagnostik untuk memastikan adanya pus. Bila presentasi tidak jelas, pencitraan seperti USG intraoral digunakan untuk membedakan abses dari diagnosis banding lain.[1-3,5,6]
Anamnesis
Pada anamnesis, bisa didapatkan keluhan nyeri tenggorokan selama 3-6 hari yang secara progresif bertambah berat dan sering kali unilateral. Pasien juga dapat mengeluhkan nyeri menelan (odinofagia) dan kesulitan menelan (disfagia). Kombinasi odinofagia dan disfagia yang berat dapat membuat pasien sulit sekali menelan air ludah sehingga akan timbul keluhan air liur menetes (drooling).[1,6]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)