Etiologi Cegukan
Etiologi cegukan (hiccup) atau singultus dapat dibedakan berdasarkan durasinya, yaitu akut (<48 jam) atau persisten dan intraktabel (>48 jam). Cegukan akut umumnya disebabkan oleh gangguan fungsional, faktor psikogenik, idiopatik, atau drug-induced. Sementara itu, cegukan persisten dan intraktabel biasanya disebabkan oleh etiologi yang lebih serius. Seluruh abnormalitas yang menyebabkan iritasi pada komponen jaras refleks cegukan dapat menjadi etiologi cegukan.[1,4,7]
Lesi pada Kepala-Leher
Iritasi akibat benda asing yang menempel pada membran timpani sering menyebabkan cegukan. Massa leher, kista leher, keganasan leher, infeksi tonsil, infeksi faring, infeksi laring, serta tindakan intubasi juga dapat merangsang cegukan.[1,8,9]
Gangguan pada Organ Intratorakal
Gangguan pada organ intratorakal dapat mengiritasi jaras refleks cegukan. Contohnya adalah tumor mediastinum, pneumonia, empyema, limfadenopati, serta trauma pada rongga dada. Gangguan pada sistem kardiovaskular seperti infark miokard, perikarditis, dan aneurisma aorta juga dapat menjadi etiologi cegukan.[1-3,7]
Gangguan Gastrointestinal
Gastroesophageal reflux disease (GERD) dan hernia hiatal merupakan etiologi cegukan akut yang paling sering. Insidensi cegukan pada pada pasien GERD bisa mencapai 10%. Kondisi yang mengiritasi dan mendistensi lambung seperti makan terlalu banyak, makan terlalu cepat, konsumsi makanan pedas, konsumsi minuman bersoda, dan konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan cegukan.
Beberapa kondisi gastrointestinal lain yang lebih jarang menyebabkan cegukan adalah tumor esofagus, ulkus esofagus, esofagitis, volvulus gaster, infeksi H. pylori, abses subfrenikus, obstruksi usus, dan keganasan.[1,3,7]
Gangguan Sistem Saraf Pusat dan Perifer
Lesi struktural, lesi vaskular, infeksi, maupun trauma pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan cegukan. Kelainan vaskular yang berpotensi menyebabkan cegukan adalah stroke, infark, aneurisma, dan gangguan vaskular yang berkaitan dengan autoimun. Selain itu, penyakit Parkinson, tumor intrakranial (astrocytoma), dan inflamasi seperti multiple sclerosis juga dapat menyebabkan cegukan.[1,2,4,7]
Gangguan Metabolik dan Kondisi Infeksi
Beberapa gangguan metabolik yang menyebabkan cegukan adalah hipokalemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperglikemia, uremia, dan hipokapnia. Infeksi seperti herpes zoster, tuberkulosis, malaria, dan influenza juga dapat menjadi etiologi.[1,8,9]
Faktor Psikogenik
Kondisi psikologis seperti kecemasan, histeria, gangguan kepribadian, gangguan konversi, somatisasi, dan malingering juga dapat menjadi etiologi cegukan. Tertawa yang berlebihan juga diasosiasikan dengan air swallowing (aerofagia) yang dapat memicu refleks cegukan.[1,4]
Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Obat yang diketahui dapat mencetuskan cegukan adalah obat golongan benzodiazepin (misalnya midazolam, lorazepam, dan lormetazepam) dan obat golongan kortikosteroid seperti dexamethasone dan metilprednisolon. Selain itu, obat lain seperti azithromycin, cisplatin, barbiturat, dan opioid juga dapat menyebabkan cegukan. Konsumsi alkohol juga dilaporkan dapat memicu cegukan.[1,4,10]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan cegukan adalah kebiasaan makan dalam porsi besar, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan atau minuman yang bersuhu ekstrim, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Selain itu, orang dengan penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, keganasan, gangguan sistem saraf pusat, serta gangguan organ intratorakal dan intraabdomen juga memiliki risiko untuk mengalami cegukan.
Orang dengan gangguan psikologis, orang dengan riwayat konsumsi obat yang dapat memicu cegukan, serta orang yang menjalani kemoterapi atau anestesi juga berisiko mengalami cegukan. Selain itu, orang dengan jenis kelamin laki-laki dilaporkan memiliki risiko cegukan persisten dan intraktabel yang lebih tinggi daripada perempuan.[1,2,7]