Panduan E-Prescription Otomikosis
Tanda dan Gejala
Otomikosis adalah infeksi jamur pada telinga. Keluhan pasien di antaranya telinga gatal (pruritus), nyeri telinga (otalgia), keluar cairan (otorrhea), telinga terasa penuh (aural fullness), dan perasaan tidak nyaman atau ada sesuatu di kanal telinga. Kadang dapat disertai hipoakusis, tinnitus, dan gangguan pendengaran.
Perlu diwaspadai pada pasien imunodefisiensi atau pasien dengan komorbid seperti diabetes melitus, di mana otomikosis dapat menjadi kasus yang lebih berbahaya.[1]
Peringatan
Penggunaan obat tetes telinga harus sangat berhati-hati, terutama jika pasien memiliki perforasi membran timpani karena dapat menyebabkan sensasi rasa terbakar. Pasien demikian dianjurkan menggunakan krim topikal yang dimasukkan dengan kapas, seperti tampon di dalam telinga. Penting untuk menilai perforasi membran timpani karena antijamur dapat bersifat ototoksik.
Sedangkan penggunaan salep telinga tidak dianjurkan pada pasien dengan alat bantu dengar tertutup, karena dapat meningkatkan pertumbuhan jamur sekunder akibat akumulasi kelembaban.[3]
Medikamentosa
Pilihan utama terapi otomikosis adalah antijamur topikal. Sebaiknya sebelum anti jamur diaplikasikan, debridement kanal telinga dilakukan agar penyerapan obat dapat maksimal. Debridement kanal telinga dapat dilakukan dengan cara suction atau irigasi telinga.
Pilih salah satu agen antijamur topikal di bawah ini:
Clotrimazole tetes telinga 1% (pilihan utama untuk otomikosis): diteteskan pada telinga 2‒3 kali/hari, sebanyak 3‒5 tetes, dan digunakan selama 7‒10 hari hingga 14 hari sesuai klinis
- Clotrimazole krim 1%: biasanya dioleskan pada tampon telinga, yang dipasang setelah pasien dilakukan debridement di klinik
Miconazole 2% tetes telinga (oil): digunakan 2 kali/hari, sebanyak 5 tetes, selama maksimal 14 hari. Dapat juga digunakan pada tampon telinga, seperti clotrimazole krim
Nystatin (100.000 unit/g) digunakan campuran dengan triamcinolone acetonide 0,1%, neomycin sulfate 0,25%, dan gramicidin 0,025% dalam bentuk ointment Terapi ini dilakukan 2‒3 kali sehari pada kanal telinga[2,3]
Pada kasus berat atau ada perforasi membran timpani, otomikosis membutuhkan antijamur sistemik, di antaranya:
Itraconazole oral: dosis 200 mg/hari selama 2 minggu[12]
Pilihan Obat pada Ibu Hamil
Perlu kehati-hatian dalam pemilihan obat antijamur pada kehamilan. Untuk kasus otomikosis, pemberian antijamur topikal yang dapat dipertimbangkan adalah clotrimazole atau nystatin. Miconazole sebaiknya dihindari, kecuali tidak ada pilihan lain.[14,15]