Patofisiologi Otomikosis
Patofisiologi otomikosis akibat jamur pada tubuh host yang memiliki gangguan atau defisiensi imunologis. Berdasarkan studi terbaru, terdapat otomikosis eksternal, fungal malignant external otitis (FMEO), serta infeksi jamur telinga tengah dan dalam.[4]
Jamur jarang menyebabkan penyakit pada host sehat dan imunokompeten. Penyakit terjadi ketika jamur menembus barier host akibat cacat imunologis atau kondisi lain yang melemahkan imunitas host.[1]
Jamur mengembangkan dua mekanisme virulensi, yaitu kapsul dan kemampuan tumbuh pada 37℃. Selain itu, bentuk morfologi berupa ragi, hifa, sferula, dan badan sklerotik akan meningkatkan kemampuan multiplikasi dalam tubuh host. Penyebaran jamur menunjukkan gangguan atau defisiensi imunologis tubuh host.[1]
Individu sehat dan imunokompeten memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap jamur. Resistensi terhadap jamur didasarkan hambatan fisik pada kulit dan mukosa. Enzim tertentu juga berperan dalam penyebaran jamur, misalnya enzim keratinase pada kapsul Cryptococcus neoformans.[1]
Otomikosis Eksternal
Beberapa faktor risiko berperan penting dalam patofisiologi otomikosis eksternal, di antaranya dermatitis pada meatus auditorius eksterna, penggunaan dan penyalahgunaan penyumbat telinga serta obat tetes telinga, berenang pada perairan tercemar, trauma akibat tindakan sendiri, dan penderita immunocompromised.[1]
Otitis eksterna akibat jamur melibatkan kerusakan pada epitel skuamosa saluran telinga luar. Infeksi jamur seringkali berada pada bagian reses timpani inferior di medial meatus akustikus eksterna dimana terdapat akumulasi debris, sehingga saluran daerah tersebut menjadi relatif lebih gelap, hangat, dan menjadi tempat lembab yang subur untuk mendorong pertumbuhan jamur.[1]
Fungal Malignant External Otitis (FMEO)
Otitis eksterna ganas akibat jamur dapat terjadi pada pasien dengan diabetes melitus. Otitis jenis ini berisiko meluas hingga jaringan lunak dan tulang tengkorak.[4]
Infeksi Jamur pada Telinga Tengah dan Dalam
Infeksi jamur yang menyebabkan infeksi telinga tengah dan dalam umumnya dikaitkan dengan komplikasi tindakan mastoidektomi atau komplikasi kolesteatoma yang sudah ada sebelumnya.[4]