Prognosis Tuli
Tuli konduktif pada umumnya memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan tuli sensorineural. Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk menilai prognosis tuli adalah tingkat keparahan dari gangguan pendengaran yang terjadi beserta etiologi yang mendasari. Komplikasi berupa gangguan perkembangan bicara dan bahasa dapat dialami pasien tuli kongenital.[2,3,12-14]
Komplikasi
Gangguan pendengaran pada anak dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bahasa, baik secara reseptif maupun ekspresif. Tuli pada anak maupun dewasa dengan awitan mendadak atau progresif berpotensi menyebabkan gangguan komunikasi dan perkembangan sosial serta hambatan dalam edukasi.
Tuli sensorineural pada anak yang tidak ditangani dengan cepat dapat mengganggu proses belajar anak dan mempengaruhi kemandirian anak karena kurangnya input sensori auditori. Pada tahap selanjutnya, anak akan mengalami kesulitan merespon suara, menerima instruksi dan berinteraksi sosial. Selain itu, anak dengan gangguan pendengaran juga dapat mengalami keterlambatan fungsi motorik, kognisi, sensori integrasi, hingga gangguan fungsi menelan.
Pada populasi geriatri, gangguan pendengaran yang tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya isolasi diri, frustasi, dan meningkatkan risiko terjadinya depresi.[2,14]
Prognosis
Pada umumnya, tuli konduktif memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan tuli sensorineural. Hal ini karena sebagian besar kasus tuli konduktif bersifat reversible dan penyakit yang mendasari bisa diatasi dengan medikamentosa atau pembedahan. Di sisi lain, tuli sensorineural sulit pulih dikarenakan kerusakan yang terjadi melibatkan telinga dalam (koklea), nervus VIII (vestibulokoklear), ataupun pusat pendengaran, sehingga kerusakan yang terjadi umumnya bersifat menetap.
Anak dengan gangguan pendengaran yang mendapatkan terapi implantasi koklea dan habilitasi sebelum usia 3 tahun memiliki prognosis capaian perkembangan komunikasi yang lebih baik dibandingkan anak dengan usia di atas 3 tahun.[2,12,13,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta