Pendahuluan Tumor Ganas Kavitas Nasal
Tumor ganas kavitas nasal merupakan pertumbuhan sel yang abnormal di kavitas nasal akibat adanya kerusakan gen yang berfungsi dalam regulasi proliferasi dan diferensiasi sel. Tumor ganas pada kavitas nasal (tumor primer) maupun tumor sekunder yang merupakan hasil metastasis dari kanker primer di bagian tubuh lain relatif jarang terjadi, dengan prevalensi sebesar 3% dari tumor di saluran pernapasan bagian atas. Meski demikian, kondisi ini diduga memiliki prevalensi lebih tinggi di Indonesia mengingat paparan zat faktor risiko, seperti penggunaan kayu bakar di rumah, masih relatif tinggi.[1-3]
Tumor ganas primer yang paling sering dijumpai pada kavitas nasal adalah karsinoma sel skuamosa yang terjadi tepat di belakang kolumela. Esthesioneuroblastoma merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel sensorik epitel penghidu yang jarang terjadi pada kavitas nasal. Tumor metastasis pada kavitas nasal, dapat berasal dari karsinoma tulang, karsinoma bronkial, sarkoma jaringan lunak, kanker payudara, dan kanker tiroid.[3,4-6]
Tanda dan gejala yang tidak khas pada tumor ganas kavitas nasal menyebabkan diagnosis sering terlambat. Gejala awal yang dapat timbul pada tumor ganas kavitas nasal berupa obstruksi nasal, epistaksis unilateral, dan sekret nasal yang berbau busuk. Untuk dapat menegakkan diagnosis tumor ganas kavitas nasal diperlukan pemeriksaan penunjang seperti panendoskopi, pencitraan dan biopsi. Pencitraan seperti MRI merupakan modalitas terbaik untuk menentukan detail jaringan lunak. Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan menggunakan rods lens nasal endoscope dengan anestesi topikal atau lokal.[3-5]
Penatalaksanaan tumor ganas kavitas nasal meliputi reseksi tumor melalui pembedahan dan terapi radiasi. Pemberian kemoterapi sistemik dapat dikombinasikan dengan terapi pembedahan dan terapi radiasi. Terapi paliatif dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.[3-6]