Pendahuluan Kanker Prostat
Kanker prostat adalah kondisi di mana terjadi transformasi maligna atau ganas pada jaringan glandular prostat. Kanker prostat biasanya menyebabkan gejala gangguan buang air kecil, tetapi juga bisa asimptomatik atau tanpa gejala. Di antara keganasan non-kulit, kanker prostat merupakan yang tersering pada pria.[1,2]
Meskipun bisa asimptomasik, pasien kanker prostat bisa datang dengan gejala saluran kemih bawah. Ini mencakup nyeri saat berkemih, peningkatan frekuensi berkemih, urgensi berkemih, darah pada urin atau cairan semen, dan disfungsi ereksi. Pada pemeriksaan fisik dengan colok dubur, bisa teraba benjolan atau pembesaran prostat. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan biopsi.[3]
Bergantung pada masing-masing kasus, pilihan tata laksana kanker prostat meliputi surveilans aktif, watchful waiting, pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, krioterapi, dan terapi hormonal. Progresi awal kanker prostat terjadi akibat hormon androgen yang menstimulasi proliferasi atau menghambat apoptosis dari sel kanker. Oleh sebab itu, menekan hormon melalui pembedahan dianggap sebagai baku emas untuk penanganan kanker prostat dengan angka keberhasilan sekitar 70%.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta