Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Prostat
Edukasi dan promosi kesehatan kanker prostat yang utama adalah terkait mengenai opsi terapi dan prognosis. Terapi konservatif dengan surveilans aktif dan watchful waiting dapat menjadi opsi sesuai kondisi klinis pasien.[1,4,15,20]
Edukasi Pasien
Pasien kanker prostat perlu mendapat edukasi mengenai pilihan terapi yang paling cocok sesuai kondisi klinisnya. Bergantung pada usia dan potensi kesintasan, pasien bisa disarankan menjalani surveilans aktif, watchful waiting, hingga pembedahan dengan prostatektomi radikal.
Diskusikan dengan pasien mengenai masing-masing pilihan terapi dan potensi risikonya. Tanyakan juga preferensi pasien dan buat shared decision making.
Berdasarkan tingkat risiko dan pendekatan penanganan yang dipilih, berikan edukasi pasien mengenai cara dan jadwal pemantauan yang diperlukan. Pasien mungkin memerlukan pemantauan klinis ataupun pencitraan setiap tahun ataupun beberapa bulan.[1,4,15,20]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak ada bukti mengenai bagaimana mencegah kanker prostat, namun mengurangi asupan makanan tinggi lemak jenuh, meningkatkan asupan buah dan sayur, serta melakukan aktivitas fisik lebih sering dapat menurunkan risiko kanker prostat.[1]
Skrining Kanker Prostat
Tujuan dari pemeriksaan skrining kanker prostat adalah untuk mengidentifikasi kanker prostat lokal risiko tinggi yang dapat ditata laksana dengan sukses, sehingga dapat mencegah morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kanker prostat metastasis.[18]
Rekomendasi skrining kanker prostat oleh National Comprehensive Cancer Network (NCCN) Amerika Serikat adalah diawali dengan anamnesis riwayat keluarga (termasuk riwayat mutasi BRCA1/2), riwayat pengobatan, dan riwayat pemeriksaan prostat. Pemeriksaan berikutnya yang direkomendasikan adalah PSA dengan atau tanpa colok dubur.
Meski terdapat pedoman yang merekomendasikan skrining dengan pengukuran PSA, sebetulnya PSA kurang cocok dijadikan alat skrining karena memiliki sensitivitas rendah dan angka positif palsu tinggi. Selain itu, belum ada bukti yang cukup untuk mendukung manfaat pemeriksaan PSA terhadap kesintasan pasien.
Berikut adalah rekomendasi skrining untuk pasien berusia 45–75 tahun:
- Pasien yang memiliki PSA <1 ng/mL dan hasil pemeriksaan colok dubur normal dapat menjalani pemeriksaan ulang dalam 2–4 tahun
- Pasien yang memiliki PSA 1–3 ng/mL dan hasil pemeriksaan colok dubur normal dapat menjalani pemeriksaan ulang dalam 1–2 tahun
- Pasien yang memiliki PSA >3 ng/mL atau hasil pemeriksaan colok dubur mencurigakan dapat dipertimbangkan untuk menjalani biopsi
Pada pasien yang berusia di atas 75 tahun, biopsi dipertimbangkan bila PSA melebihi 3 ng/mL atau hasil pemeriksaan colok dubur mencurigakan. Bila pasien memiliki kadar PSA di bawah 3 ng/mL dan pemeriksaan colok dubur normal, dokter cukup melakukan pemeriksaan ulang tiap 1–4 tahun.[15,20]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta