Pendahuluan Torsio Testis
Torsio testis merupakan salah satu penyakit kegawatdaruratan urologi yang memerlukan penanganan segera karena dapat menyebabkan iskemia testis. Torsio testis terjadi akibat berputarnya funikulus spermatikus (spermatic cord) dan merupakan salah satu penyebab nyeri skrotum akut yang paling sering terjadi.[1,2]
Torsio testis umumnya terjadi pada laki-laki usia muda dan anak-anak, serta dapat terjadi dengan ataupun tanpa trauma. Kemungkinan diagnosis torsio testis harus dieksklusi secara pasti sebelum memikirkan kemungkinan diagnosis lain. Namun, diagnosis torsio testis cukup sulit dilakukan karena gejala klinis yang sering kali tidak khas. Skor testicular workup for ischemia and suspected torsion (TWIST) dapat membantu menegakkan atau menyingkirkan diagnosis torsio testis.[1-5]
Gejala klinis yang dialami hampir sama dengan gejala klinis pada epididimitis, yaitu nyeri skrotum unilateral, yang dapat menetap atau intermiten. Selain itu, gejala lain meliputi mual, muntah, dan/atau nyeri abdomen bawah. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan edema skrotum, testis asimetris (high-riding). refleks kremaster negatif, dan tanda Phren negatif.
Torsio testis merupakan suatu kasus kegawatdaruratan sehingga penatalaksanaan berupa eksplorasi skrotum segera dilakukan dalam waktu 6-8 jam. Detorsio manual dapat dilakukan sebelum tindakan operasi oleh dokter yang terlatih untuk melakukan detorsio. Namun, detorsio manual tidak dapat menggantikan ataupun menunda tindakan operatif.[1,2,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja