Prosedural Pungsi Lumbal pada Pasien yang Mendapat Antiplatelet

Oleh :
dr. Anyeliria Sutanto, Sp.S

Melakukan pungsi lumbal memerlukan perhatian khusus pada populasi pasien yang menggunakan antiplatelet, seperti aspirin dan clopidogrel. Populasi pasien ini memiliki risiko perdarahan lebih tinggi, terutama pada area spinal, yang membuat penghentian obat perlu dipertimbangkan. Di lain pihak, penghentian terapi antiplatelet dapat meningkatkan risiko trombosis.

Pungsi lumbal merupakan prosedur invasif yang penting dalam menunjang diagnosis dan terapi pada kasus neurologi, seperti meningitis. Seiring dengan itu, meningkatnya angka kejadian stroke dan gangguan jantung turut meningkatkan penggunaan terapi pengencer darah, seperti antiplatelet dan antikoagulan.

Sumber: Dragondefuego1976, Wikimedia commons, 2006.

Pada populasi yang menggunakan pengencer darah, berbagai tindakan prosedural termasuk pungsi lumbal berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan. Meskipun perdarahan merupakan komplikasi pungsi lumbal yang jarang, tetapi hematoma epidural spinal telah dilaporkan dan dapat menyebabkan paralisis, termasuk paraplegia dan quadriplegia. Untuk mengurangi risiko perdarahan, umumnya klinisi menghentikan terapi pengencer darah beberapa hari sebelum prosedur dilakukan. Namun, tindakan penghentian pengencer darah, khususnya antiplatelet masih menjadi perdebatan hingga saat ini karena meningkatkan risiko trombosis.[1-3]

Referensi