Pedoman Klinis Perawatan Luka pada Anak
Pedoman klinis perawatan luka pada anak mencakup evaluasi luka dan penentuan metode perawatan terbaik. Perawatan luka dapat dilakukan dengan irigasi saja hingga debridement bedah sesuai indikasi klinis. Sebelum tindakan, lakukan evaluasi riwayat perawatan luka sebelumnya, serta faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi tindakan perawatan luka dan penyembuhan luka.[2,9,16]
Lakukan identifikasi jenis luka karena akan mempengaruhi pilihan perawatan luka pada anak. Penanganan luka dapat dilakukan dengan irigasi, debridement, penjahitan, dan dressing.[7,9,11]
Tidak semua jenis luka perlu dibersihkan dengan irigasi luka, namun irigasi luka dapat membantu pengelolaan microbial load dan memungkinkan visualisasi jaringan luka yang lebih baik. Saat melakukan irigasi luka pada anak, tetap patuhi prinsip pencegahan standar pengendalian infeksi.[2,9]
Prosedur debridement mekanis dengan bantuan gunting jaringan dapat dilakukan pada anak dengan luka yang disertai jaringan nekrotik. Pada luka primer dapat dilakukan tindakan penjahitan (hecting) menggunakan benang jahit, tetapi beberapa kasus bisa menggunakan skin adhesive atau stapler.[2,9]
Pemilihan jenis dan ukuran benang hecting harus disesuaikan dengan kedalaman luka dan regio terjadinya luka. Pemilihan dressing pada anak harus mengoptimalkan lingkungan untuk penyembuhan luka yang ideal, mencegah infeksi, meminimalkan rasa sakit, serta trauma. Sebaiknya gunakan dressing dengan perekat berbahan dasar non-alkohol dengan lapisan pelindung luka (barrier films).[1,2,9,11]
Follow up diperlukan untuk pemeriksaan luka, perawatan luka seperti penggantian perban, maupun pelepasan jahitan. Untuk pelepasan jahitan pada regio fasial dan kulit kepala, dapat dilakukan pada hari ke-5 setelah tindakan penjahitan. Sementara itu, pelepasan jahitan pada regio ekstremitas dapat dilakukan 7-10 hari setelah tindakan penjahitan.[2,6,8]