Teknik Tes Prostate-Specific Antigen
Teknik tes prostate-specific antigen atau PSA mencakup pengambilan darah vena dan centrifuge sampel darah tersebut, yang diikuti dengan assay untuk menentukan kadar PSA dalam serum. Kadar PSA serum >4 ng/mL umumnya digunakan sebagai cut-off untuk menentukan perlunya investigasi lebih lanjut seperti biopsi prostat. Namun, hal ini masih bersifat kontroversial, karena PSA mungkin memberi hasil positif palsu.[1-6]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tes PSA, dokter perlu berdiskusi secara mendalam dengan pasien tentang manfaat dan risiko tes PSA, terutama jika pasien bertujuan tes untuk skrining kanker prostat. Hal ini dikarenakan hasil PSA bisa meningkat pada kondisi nonkanker seperti benign prostatic hyperplasia (BPH) atau prostatitis akut. Tidak akuratnya hasil PSA bisa menyebabkan overdiagnosis dan overtreatment.[1-6]
Bila tes PSA dilakukan untuk evaluasi respons pasien terhadap terapi kanker prostat atau menilai progresivitas kanker, dokter juga perlu memberikan penjelasan tentang tujuan tersebut dan langkah-langkah prosedurnya.[1-6]
Peralatan
Tes PSA dilakukan menggunakan sampel darah vena, yang bisa diambil dengan teknik pungsi vena seperti pada umumnya. Oleh sebab itu, peralatan yang dibutuhkan adalah peralatan pungsi vena (jarum, torniket, swab alkohol, kassa atau kapas, plester, dan tabung sampel darah). Peralatan centrifuge dan peralatan assay PSA juga diperlukan untuk pemeriksaan PSA.[6,7]
Posisi Pasien
Untuk pungsi vena, umumnya pasien diposisikan supine atau duduk dengan lengan bersandar pada permukaan rata. Setelah itu, lengan pasien diekstensikan.[6,7]
Prosedural
Setelah melakukan pungsi vena untuk mengambil sampel darah vena pasien, sampel darah tersebut harus di-centrifuge dan serumnya dipisahkan dalam waktu 2–3 jam. Jika assay PSA tidak dilakukan segera dalam 2–3 jam, serum sebaiknya dibekukan. Bila dibekukan pada suhu –20°C, spesimen dapat bertahan beberapa minggu.[7]
Metode purifikasi dan assay yang menjadi standar adalah Sensabaugh and Blake. Akan tetapi, standarisasi ini kadang masih tidak tercapai di berbagai daerah. Penggunaan assay yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula.[7]
Interpretasi Hasil Tes PSA
Kenaikan kadar PSA serum dapat terjadi akibat kanker prostat maupun kondisi yang nonkanker seperti BPH dan prostatitis. Saat ini, belum ada patokan berapa kenaikan PSA yang pasti untuk menjamin bahwa penyebabnya adalah kanker.[6,7]
Umumnya, nilai PSA ≥4,0 ng/mL digunakan sebagai standar cut-off untuk evaluasi lebih lanjut, misalnya dengan biopsi prostat. Nilai cut-off yang lebih rendah mungkin bisa mendeteksi lebih banyak kanker tetapi akan menimbulkan lebih banyak tes dan biopsi yang tidak perlu pada pasien yang sebenarnya tidak kanker. Sebaliknya, cut-off terlalu tinggi mungkin akan melewatkan orang yang sebenarnya kanker.[6,7]
Modifikasi dari standar tersebut adalah penyesuaian nilai PSA berdasarkan usia sebab PSA cenderung meningkat dengan pertambahan usia. Berikut ini adalah rentang PSA referensi untuk setiap kelompok usia:
- 40–49 tahun: 0–2,5 ng/mL
- 50–59 tahun: 0–3,5 ng/mL
- 60–69 tahun: 0–4,5 ng/mL
- 70–79 tahun: 0–6,5 ng/mL[7]
Keputusan untuk melakukan biopsi harus didasarkan pada minimal 2 tes PSA terpisah yang menunjukkan kenaikan kadar PSA. Selain itu, dokter harus mempertimbangkan usia pasien, penyakit penyerta, riwayat kesehatan, riwayat keluarga, faktor risiko tinggi, dan hasil pemeriksaan fisik atau penunjang lain seperti MRI bila tersedia. Preferensi pribadi pasien setelah mendapatkan edukasi juga menjadi penentu.[6,7]
Free PSA
Tes ini merupakan subset dari PSA total. Penurunan rasio free PSA terhadap total PSA dapat membantu meningkatkan sensitivitas deteksi kanker prostat jika nilai total PSA awal adalah 4–10 ng/mL. Jika free PSA <10%, risiko kanker adalah 50%. Jika free PSA >25%, risiko kanker <10%. Semakin tinggi persentase free PSA, semakin rendah risiko kanker prostat.[6]
Velocity PSA
Peningkatan kadar PSA secara cepat dapat mengindikasikan keganasan. Umumnya, peningkatan PSA tahunan tidak >0,75 ng/mL dan tidak >25%. Namun, panduan klinis juga tidak merekomendasikan penggunaan velocity PSA sebagai bagian dalam skrining kanker prostat karena kurang reliable.[5,6,8]
PSA Doubling Time
PSA doubling time adalah periode waktu di mana kadar PSA naik menjadi 2 kali lipat. Umumnya, PSA doubling time adalah ≥2 tahun. Tes ini bisa digunakan untuk memantau kondisi pasien kanker prostat. Semakin cepat doubling time, semakin tinggi mortalitas kanker prostat 5 tahun.[5,6,8]
Densitas PSA
Densitas PSA merupakan pengukuran volume kelenjar prostat dengan transrektal USG dan membandingkan angka PSA dengan volume prostat. Semakin tinggi densitas PSA, semakin besar kemungkinan terkena kanker prostat. Namun, saat ini belum ada bukti apakah manfaatnya lebih besar daripada tes persentase free PSA.[5,6,8]
Faktor yang Memengaruhi Kadar PSA
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan peningkatan kadar PSA adalah:
- Pertambahan usia pasien
Benign prostatic hyperplasia (BPH)
- Infeksi atau inflamasi kelenjar prostat (prostatitis)
- Ejakulasi dapat meningkatkan kadar PSA sesaat, sehingga pasien yang hendak tes PSA sebaiknya tidak ejakulasi sejak 2 hari sebelum tes
- Kegiatan bersepeda dapat meningkatkan kadar PSA sesaat karena bentuk saddle sepeda yang menekan kelenjar prostat
- Prosedur urologi tertentu seperti biopsi prostat atau sistoskopi, pemeriksaan rektal digital (DRE) dan kondisi yang dapat meningkatkan hormon testosteron dapat meningkatkan kadar PSA sesaat[6,16,17]
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan penurunan kadar PSA adalah:
- Penghambat 5-alpha reduktase seperti finasteride atau dutasteride dapat menurunkan kadar PSA
- Penggunaan herbal seperti saw palmetto dapat menutupi kadar PSA yang yang sebenarnya, yang sebenarnya tidak memengaruhi kadar PSA
- Penggunaan obat tertentu seperti aspirin, statin, tiazid, dan diuretik diduga dapat menurunkan kadar PSA[6,16,17]
Follow Up
Tes PSA tahunan untuk tujuan skrining kanker prostat umumnya hanya direkomendasi untuk pasien yang berisiko tinggi, misalnya untuk mereka dengan sindrom Lynch atau riwayat kanker prostat dalam keluarga. Bila hasil tes PSA beserta dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain mengindikasikan adanya kanker prostat, dokter perlu menjelaskan kemungkinan perlunya biopsi prostat untuk konfirmasi.[6,7]
Pada tes PSA yang dilakukan untuk monitoring respons terhadap terapi kanker prostat, pola peningkatan kadar PSA setelah terapi lokal bisa membedakan antara rekurensi lokal dan jauh. Dokter perlu mencurigai rekurensi jauh apabila PSA masih terdeteksi setelah prostatektomi radikal, mulai meningkat dalam waktu 12 bulan, atau memiliki doubling time 6 bulan. Hal yang sama berlaku untuk terapi radiasi dan cryotherapy.[6]
Sebaliknya, pasien yang kadar PSA-nya terdeteksi lagi ≥24 bulan setelah prostatektomi radikal kemungkinan besar mengalami rekurensi lokal. Pasien dengan doubling time ≥12 bulan setelah operasi, terapi radiasi, atau cryotherapy patut dicurigai mengalami rekurensi lokal.[6,9-11]