Pendahuluan Urinalisis
Urinalisis adalah pemeriksaan laboratorium yang mengevaluasi sampel urine, yang digunakan sebagai dasar diagnosis penyakit saluran kemih seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan keganasan pada saluran kemih. Urinalisis juga dapat membantu penegakan diagnosis penyakit sistemik yang mempengaruhi ginjal dan saluran kemih, seperti diabetes dan gagal ginjal.[1]
Sampel yang digunakan untuk urinalisis adalah urin midstream, dan sampel harus dianalisis dalam waktu dua jam setelah pengambilan. Urinalisis mencakup pemeriksaan urin secara makroskopis, mikroskopis, dan tes dipstick. Pemeriksaan dilakukan menggunakan strip reagen dan evaluasi mikroskopis sampel urin.[1,2]
Beberapa gejala klinis yang mengindikasikan pemeriksaan urinalisis adalah disuria, urgensi atau frekuensi, nyeri pinggang disertai nyeri ketok sudut kostovertebral, serta perubahan warna urin yang tampak secara makroskopis seperti urin keruh atau berwarna merah. Pemeriksaan ini tidak invasif sehingga aman dilakukan dan tidak memiliki kontraindikasi absolut.[1-3]
Urinalisis bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih, prostatitis, batu saluran kemih, keganasan pada saluran kemih, serta kelainan pada glomerulus seperti sindrom nefrotik dan glomerulonefritis. Urinalisis juga bermanfaat untuk menunjang pemeriksaan fungsi ginjal dan toksikologi urin.
Urinalisis dapat bermanfaat dalam diagnosis penyakit sistemik yang mempengaruhi ginjal, seperti diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2, ketoasidosis diabetik, ataupun diabetes insipidus. Pada ibu hamil, urinalisis bisa digunakan untuk skrining infeksi saluran kemih, preeklampsia, dan diabetes gestasional.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya