Komplikasi Replantasi Avulsi Gigi
Komplikasi replantasi avulsi gigi dapat mencakup traumatik oklusi, ankilosis, nyeri, infeksi lokal, endokarditis, dan resorbsi akar.[3,10,13]
Traumatik Oklusi
Traumatik oklusi dapat terjadi ketika reposisi yang dilakukan tidak sesuai dengan posisi anatomis ideal gigi tersebut sehingga tinggi gigi melebihi posisi seharusnya. Hal ini menyebabkan tekanan yang berlebihan pada daerah apikal gigi avulsi yang telah direposisi dan gigi antagonisnya. Jika tidak segera dilakukan perawatan, dapat menyebabkan rusaknya jaringan periapikal dan periodontal dua gigi tersebut.[3,10,13]
Ankilosis
Ankilosis dapat terjadi ketika sel-sel ligamen periodontal rusak akibat gigi terlalu lama di lingkungan yang kering. Hal ini akan menginisiasi terjadinya respon inflamasi, dan penggantian sel-sel ligamen periodontal dengan sel-sel tulang alveolar. Akibat penggantian sel ligamen periodontal dengan sel tulang alveolar, akan terjadi kontak langsung antara tulang alveolar dan akar tanpa ligamen perlekatan.[3,10,13]
Nyeri dan Infeksi
Nyeri akan terjadi ketika inflamasi akibat perlukaan yang timbul pada trauma dental atau dentoalveolar yang mengakibatkan gigi avulsi tidak dapat dikendalikan. Nyeri merupakan salah satu tanda dari respon inflamasi. Jika inflamasi tersebut tidak ditangani, maka dapat menginisiasi terjadinya infeksi.
Infeksi yang paling mungkin terjadi adalah infeksi lokal. Infeksi lokal terjadi di area periapikal atau periodontal gigi avulsi yang sudah replantasi. Jika tidak segera ditangani, infeksi tersebut dapat berkembang menjadi infeksi sistemik. Contoh infeksi sistemik yang memiliki kaitan erat dengan kelainan jaringan periodontal adalah endokarditis.[3,10,13]
Resorpsi
Resorpsi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu resorpsi permukaan (surface resorption), resorpsi penggantian (replacement resorption), dan resorpsi inflamasi (inflammatory resorption). Pada resorpsi permukaan (surface resorption), respon inflamasi masih terbatas pada area yang dangkal, dan perbaikan dapat terjadi ketika terjadi penggantian sementum secara fisiologis. Secara klinis, gigi tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala kerusakan, dengan mobilitas normal dan suara perkusi normal sebagaimana gigi sehat pada umumnya.
Resorpsi penggantian (replacement resorption) terjadi ketika osteoklast berkontak langsung dengan tulang baru yang dihasilkan oleh osteoblast akibat resorpsi akar dan dentin. Secara klinis, gigi tidak memiliki mobilitas normal, dan mengeluarkan suara nada tinggi saat diperkusi. Secara radiografis, lamina dura gigi tampak terputus seluruhnya.
Infeksi pada saluran akar dan tubuli dentinalis juga dapat menyebabkan terjadinya resorpsi inflamasi (inflammatory resorption). Setelah rongga resorpsi awal muncul, baik dalam bentuk resorpsi permukaan atau resorpsi pengganti, inflammatory resorption dapat terjadi jika tubulus dentinalis yang terpapar mengandung bakteri atau berkomunikasi dengan bakteri di saluran akar. Resorpsi inflamasi ini juga terjadi sebagai hasil dari kombinasi perlekatan yang rusak parah dan kontaminasi bakteri dari pulpa nekrosis. Resorpsi ini akan berkembang jauh lebih cepat dibandingkan jenis resorpsi lainnya.[3,10,13]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta