Pedoman Klinis Nutrisi Enteral
Pedoman klinis nutrisi enteral adalah dengan memberikan nutrisi langsung ke saluran pencernaan. Nutrisi enteral memiliki risiko infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan nutrisi parenteral, biaya yang lebih murah, dapat mencegah atrofi usus, dan memiliki keunggulan menjaga fungsi barrier usus.
Jika artificial feeding diindikasikan pada pasien, pilihan pertama adalah nutrisi enteral. Jika nutrisi enteral dikontraindikasikan, maka dapat diberikan nutrisi parenteral.
Penting untuk melakukan informed consent dan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien agar paham atas indikasi, kontraindikasi, risiko, komplikasi, prosedur, dan follow up yang perlu dilakukan.
Pada pasien dengan risiko refeeding syndrome, nutrisi enteral perlu dilakukan secara hati-hati. Faktor risiko refeeding syndrome antara lain anoreksia nervosa, hiperemesis, alkoholisme, dan sindrom malabsorpsi.
Untuk akses nutrisi enteral dalam jangka pendek (< 30 hari), dapat menggunakan nasogastric tube. Jika akses nutrisi enteral diperlukan 30-90 hari, lebih disarankan menggunakan nasojejunal tube. Sementara itu, untuk penggunaan jangka panjang, perlu dipertimbangkan menggunakan akses gastrostomi ataupun jejunostomi.
Pemasangan selang nutrisi enteral dapat dilakukan secara manual, endoskopi, pembedahan, maupun radiologi intervensi tergantung jenis selang yang akan digunakan dan indikasi pemasangan. Penting diperhatikan bahwa untuk mencegah penyumbatan selang, sebaiknya memberikan obat terpisah dengan makanan. Obat juga sebaiknya diberikan dalam bentuk cairan.[1,6,8,11]