Pedoman Klinis Dekompresi Jarum
Pedoman klinis tindakan dekompresi jarum adalah suatu upaya untuk mengeluarkan udara atau dekompresi udara pada ruang intrapleura, terutama pada kasus tension pneumothorax. Smith, et al menjelaskan bahwa terdapat indikasi absolut dari tindakan dekompresi jarum yaitu apabila saturasi oksigen pasien di bawah 92% meskipun telah diberikan oksigen high-flow, tekanan darah sistolik di bawah 90 mmHg, laju napas yang sebelumnya cepat lebih dari 35 kali per menit menjadi lambat, dan penurunan kesadaran.
Tindakan ini bersifat menyelamatkan nyawa sehingga secara umum tidak ada kontraindikasi dari tindakan ini. Namun, perlu diingat bahwa penusukan jarum sebaiknya tidak dilakukan pada kulit yang infeksi atau mengalami abses. Penusukan juga perlu hati-hati pada pasien dengan gangguan koagulasi. [1,2,7]
Terdapat perubahan lokasi anatomis insersi pada dekompresi jarum menurut pedoman Advanced Trauma Life Support edisi ke-10. Penusukan direkomendasikan dilakukan pada sisi anterior dari linea midaksila di intercostal space (ICS) 5, karena secara anatomis lebih aman, risiko perdarahan lebih rendah, dan sama dengan lokasi pemasangan chest tube atau kateter interkostal. [6,11]
Dekompresi jarum dinyatakan berhasil apabila tension pneumothorax berubah menjadi simple pneumothorax. Selanjutnya, untuk tatalaksana definitif perlu dilakukan pemasangan chest tube atau kateter interkostal yang nantinya akan terhubung dengan water seal drainage (WSD).
Hati-hati terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi selama proses tindakan dekompresi jarum seperti perdarahan akibat cedera pada pembuluh darah di sekitar lokasi insersi, hemothorax, cedera pada saraf atau neuralgia pada lokasi tusukkan, dan cardiac tamponade. Serta, hindari melakukan tindakan yang tidak steril, karena bisa menyebabkan komplikasi berupa pneumonia dan empiema pada pasien. [1,5,12-15]