Pendahuluan Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah prosedur yang dilakukan untuk mengambil cairan serebrospinal, misalnya untuk diagnosis meningitis, ensefalitis, perdarahan subarachnoid, dan sindrom Guillain-Barre. Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk tujuan terapeutik, misalnya pada kasus pseudotumor serebri.
Analisis cairan serebrospinal bisa mengarahkan diagnosis ke beberapa gangguan saraf pusat, seperti penyakit infeksi, demielinisasi, dan meningitis karsinomatosa. Pungsi lumbal sebaiknya dilakukan setelah pemeriksaan neurologis. Namun, dokter tidak boleh menunda intervensi yang dapat menyelamatkan jiwa demi pungsi lumbal.
Kontraindikasi pungsi lumbal adalah infeksi kulit di area yang akan dipungsi dan adanya tekanan yang tidak sama antara kompartemen supratentorial dan infratentorial. Selain itu, tindakan ini juga dikontraindikasikan untuk pasien dengan tekanan intrakranial yang tinggi, gangguan perdarahan atau koagulopati, abses otak, dan abses epidural spinal.
Komplikasi tersering dari prosedur ini adalah sakit kepala pasca pungsi. Komplikasi lain dapat berupa infeksi, perdarahan, herniasi serebri, gangguan neurologis seperti nyeri radikular atau rasa baal, serta nyeri punggung.[1-3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur