Pendahuluan USG Kehamilan Trimester Pertama
Ultrasonografi atau USG kehamilan pada trimester pertama merupakan upaya untuk mengoptimalkan antenatal care (ANC), dengan memberikan informasi dini secara akurat perihal keadaan dan kesehatan janin.[1,2]
Tujuan utama pemeriksaan USG kehamilan di trimester pertama adalah untuk memastikan bahwa kehamilan berlangsung intrauterin dengan janin yang viabel, menentukan umur kehamilan dan perkiraan partus aterm, serta menilai nuchal translucency untuk mengetahui risiko Down syndrome.[1,2]
Tidak hanya itu, USG pada trimester pertama kehamilan dapat mengidentifikasi berbagai masalah kehamilan, seperti tanda dini kematian embrio, kehamilan ektopik, mola hidatidosa, blighted ovum, dan abortus.[1,2]
Dalam pedoman antenatal care (ANC) tahun 2016, World Health Organization (WHO) menyarankan pemeriksaan USG cukup dilakukan satu kali saja pada usia kehamilan kurang dari 24 minggu.[3]
Pedoman internasional lain merekomendasikan USG kehamilan trimester pertama hanya dilakukan pada kehamilan risiko tinggi, dan tidak perlu dilakukan dalam skrining. Sebuah Cochrane report tahun 2021 yang mengkaji metaanalisis dan studi randomisasi, tidak menemukan manfaat klinis dari USG pada trimester 1 pada kehamilan risiko rendah, selain menurunkan ansietas maternal.[4,5]
Pemeriksaan USG kehamilan bersifat non-invasif, aman, dan tanpa bahaya radiasi, menjadikan alat ini dapat diterima secara luas sebagai bagian integral dari prosedur dasar investigasi diagnostik. Selain itu, penggunaan alat ini juga relatif nyaman, mudah dipindahkan, waktu prosedur cepat, dan hasilnya cukup akurat.[1,2]
Teknik pemeriksaan ultrasonography (USG) trimester pertama kehamilan yang umum digunakan adalah USG transvaginal dan transabdominal. Persiapan utama yang perlu dilakukan sebelum menjalani USG kehamilan adalah meminta persetujuan pasien secara tertulis dan lisan dengan informed consent.[1,2,6]
Tidak terdapat kontraindikasi absolut untuk pemeriksaan USG kehamilan di trimester pertama. Namun, jika USG dilakukan secara transvaginal, maka kontraindikasinya adalah pada keadaan hipotensi, sebab dapat terjadi stimulasi nervus vagus yang bisa memperberat hipotensi.[2,7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra