Kontraindikasi Tubektomi
Kontraindikasi utama tubektomi adalah pasien yang ambivalen atau tidak yakin tentang sterilisasi. Selain itu, pasien yang sedang hamil, pasien yang tidak mampu membuat keputusan sendiri, pasien yang memiliki keganasan ginekologi, dan pasien yang memiliki infeksi pelvis aktif juga menjadi kontraindikasi.
Tiap teknik tubektomi dapat memiliki kontraindikasi yang bervariasi. Teknik laparoskopi biasanya tidak dianjurkan pada pasien dengan obesitas atau riwayat bedah abdomen yang berisiko adhesi. Sementara itu, tubektomi transervikal melalui histeroskopi tidak dianjurkan pada wanita yang memiliki hipersensitivitas terhadap agen anestesi lokal atau terhadap kontras.[6-8]
World Health Organization (WHO) memiliki kriteria untuk menentukan kapan tubektomi harus ditunda. Kriteria tersebut memuat beragam kondisi medis yang perlu dievaluasi atau ditangani terlebih dahulu sebelum sterilisasi, seperti kondisi postpartum dan postabortus tertentu, kondisi kardiovaskular, infeksi saluran reproduksi, dan lainnya.[9]
Kontraindikasi Postpartum atau Postabortus
Beberapa kondisi postpartum dan postabortus yang membuat sterilisasi perlu ditunda adalah status postpartum 7–41 hari, preeklamsia berat atau eklamsia, ketuban pecah ≥24 jam, sepsis saat nifas, demam intrapartum ibu, demam nifas, sepsis atau demam postabortus, perdarahan postabortus/postpartum yang berat, robekan vagina yang berat saat melahirkan atau aborsi, dan hematometra akut.[9]
Kontraindikasi Kardiovaskular
Contoh kondisi kardiovaskular yang membuat sterilisasi perlu ditunda adalah trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, operasi besar dengan imobilisasi berkepanjangan, dan penyakit jantung iskemik saat ini.[9]
Kontraindikasi Saluran Reproduksi
Infeksi seperti pada penyakit radang panggul (PID), servisitis purulen, infeksi klamidia, atau gonore merupakan kontraindikasi. Selain itu, kontraindikasi lain adalah perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan, penyakit trofoblas gestasional dengan peningkatan kadar beta subunit-human chorionic gonadotropin (beta-hCG) yang terus-menerus, kanker serviks, kanker endometrium, dan kanker ovarium.[9]
Kontraindikasi Gastrointestinal
Pasien yang memiliki penyakit empedu simtomatik atau hepatitis viral akut/eksaserbasi juga disarankan untuk menunda sterilisasi.[9]
Kontraindikasi Lainnya
Contoh kontraindikasi lain adalah anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari <7 g/dL, infeksi lokal di area operasi, infeksi sistemik, atau penyakit respirasi serius.[9]