Teknik Konsentrator Oksigen
Hal yang penting terkait teknik penggunaan konsentrator oksigen adalah memastikan pemasangan sesuai dengan indikasi, memilih tipe sesuai dengan kebutuhan, mengoperasikan alat konsentrator oksigen dengan tepat, dan menentukan laju oksigen yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Teknik penggunaan konsentrator oksigen meliputi penentuan tipe konsentrator oksigen yang akan digunakan, persiapan pasien, peralatan, serta prosedur pemasangan.[1,3]
Penentuan Tipe Konsentrator Oksigen
Saat ini terdapat 2 jenis konsentrator oksigen yang dipasarkan, yaitu stationary dan portable. Faktor utama yang membedakan keduanya adalah volume oksigen yang dihasilkan, ukuran dan berat, opsi daya, serta harga.
Konsentrator oksigen stationary memiliki volume oksigen yang lebih tinggi dan membutuhkan biaya yang lebih rendah. Sementara konsentrator oksigen portable menawarkan ukuran yang lebih kecil, bobot yang lebih ringan, serta fleksibilitas yang lebih besar dengan sumber daya berupa baterai. Konsentrator oksigen tipe stationary dapat menghasilkan oksigen sekitar 0,5 sampai 10-15 L/menit. Adapun untuk tipe portable dapat menghasilkan oksigen sampai 2 L/menit.[3,5]
Untuk pasien yang hidup aktif dan sering jauh dari sumber listrik AC (wall socket), konsentrator oksigen portabel adalah pilihan terbaik, bahkan dapat tetap digunakan meskipun listrik mati. Kebanyakan konsentrator oksigen portable menggunakan baterai lithium ion, yang performanya dapat menurun seiring waktu. Meski demikian, sebagian besar baterai ini dapat diisi ulang sampai 300 kali tanpa penurunan yang signifikan.[1,10]
Penentuan Laju Alir Oksigen
Secara umum, target PaO2 60-65 mmHg atau SpO2 90-92% dapat diterima saat menentukan laju alir oksigen pada pasien yang menggunakan konsentrator oksigen. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa tidak ada manfaat tambahan dalam menggunakan target SpO2 di atas 92% saat istirahat dan ada potensi risiko dalam memberikan FiO2 yang lebih tinggi. Penting diingat bahwa penentuan besaran laju alir terbaik tetap perlu melihat kondisi dan skenario klinis masing-masing pasien.[14-17]
Persiapan Pasien
Persiapan yang dilakukan untuk pemasangan konsentrator oksigen antara lain sebagai berikut:
- Lakukan penilaian klinis pada pasien untuk memastikan indikasi penggunaan konsentrator oksigen sudah tepat. Lakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oxymeter atau analisa gas darah
- Pastikan tidak ada obstruksi jalan napas pada hidung. Jika terdapat produksi mukus berlebih, bersihkan lubang hidung dengan menggunakan suction
- Edukasi pasien mengenai tujuan, prosedur dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan pada penggunaan konsentrator oksigen
- Pastikan terdapat instruksi yang jelas di rekam medis terkait dosis aliran oksigen yang diberikan, cara pakai, durasi pemberian, titrasi, dan pemantauan[2,11]
Peralatan
Beberapa peralatan dan bahan berikut akan dibutuhkan dalam penggunaan konsentrator oksigen:
Nasal kanul dengan ukuran prong yang sesuai kondisi pasien atau masker oksigen.
- Konsentrator oksigen stationary atau portable
- Pulse oxymetry
- Regulator oksigen yang terpasang ke sumber oksigen
Flow meter untuk mengatur kecepatan aliran oksigen[1,11]
Posisi Pasien
Posisi yang direkomendasikan adalah posisi duduk atau semi fowler (pasien terlentang, duduk bersandar, dengan sudut tempat tidur antara 30-45 derajat) untuk memaksimalkan ekspansi paru. Posisi lain diperbolehkan bila kedua posisi tersebut tidak memungkinkan.[2,11]
Prosedural
Prosedural penggunaan konsentrator oksigen adalah sebagai berikut:
- Posisikan konsentrator oksigen sekitar 30 sampai 60 cm dari dinding ataupun perabotan. Selain untuk memungkinkan sirkulasi udara, mesin konsentrator oksigen juga dapat menjadi sangat panas
- Hubungkan tabung humidifier jika dibutuhkan. Penggunaan humidifier dapat diperlukan jika laju oksigen di atas 2-3 L/menit dan harus menggunakan air murni atau yang telah disaring. Hubungkan tabung oksigen ke tabung humidifier atau adaptor
- Konsentrator oksigen akan memiliki filter inlet udara yang akan membersihkan udara dari partikel dan alergen. Filter udara ini harus ditempatkan di sisi mesin. Filter ini dapat dicuci seminggu sekali dengan air hangat dan harus dikeringkan dulu sebelum digunakan kembali
- Konsentrator oksigen harus dinyalakan dulu sekitar 15-20 menit sebelum digunakan. Hal ini karena mesin butuh waktu untuk mengatur konsentrasi oksigen yang tepat
- Jangan gunakan alat elektronik lain pada socket yang sama dengan konsentrator oksigen, karena mesin ini memerlukan daya yang besar saat dioperasikan dan dapat menyebabkan risiko kebakaran
- Saat mesin menyala akan terdengar suara keras dari udara yang sedang diproses. Selalu periksa indikator lampu untuk memastikan apakah mesin bekerja dengan baik
- Temukan kenop atau tombol kontrol liter dan atur sesuai liter per menit (LPM) yang telah ditentukan
- Pastikan tidak ada selang yang bengkok atau menekuk karena akan mempengaruhi laju dan volume oksigen. Jika menggunakan masker oksigen, pastikan tidak ada celah di sisi masker yang digunakan untuk bernapas
- Jika menggunakan nasal kanul, maka posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah, kemudian insersi prong ke dalam rongga hidung. Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga. Fiksasi nasal kanul pada bagian bawah dagu pasien dengan mengencangkan klip agar tidak mudah terlepas
- Buat pasien merasa tenang dan nyaman selama pemberian terapi oksigen sambil melakukan pencatatan dan pemantauan tanda vital, usaha napas, perubahan warna kulit di ujung jari, saturasi oksigen, dan kesadaran
- Lakukan pemantauan analisis gas darah sebelum dan selama pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan[1,2]
Follow up
Setelah pemasangan konsentrator oksigen, perlu dilakukan pemantauan mesin untuk memastikan bahwa flow meter dan konsentrasi oksigen masih sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan tanda vital termasuk saturasi oksigen pada pasien dapat dilakukan untuk menilai respon klinis terhadap terapi oksigen. Mengingat penggunaannya dalam jangka panjang, maka pasien harus dipastikan mengetahui cara penggunaan mesin konsentrator oksigen, lama penggunaan mesin, serta laju dan konsentrasi oksigen yang dibutuhkan.[1,3]
Pasien juga harus mengetahui makna alarm yang berbunyi, apakah berkaitan dengan daya listrik atau baterai yang berkurang ataupun karena ketidaksesuaian laju aliran dan konsentrasi oksigen. Biasanya hal ini terjadi akibat masalah umum yang melibatkan sistem air-intake, kenop kontrol filter yang tidak berfungsi, dan terkontaminasi material tertentu. Penggunaan saat tidur juga harus berhati-hati karena oksigen yang dihirup berpotensi tidak adekuat.[3,10]
Pemantauan juga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dan di rumah. Selama pemantauan, dokter dapat memeriksa apakah ada akumulasi sekret atau lendir hidung yang dipicu penggunaan nasal kanul dengan humidifier. Jika dijumpai ada sekret atau lendir yang menumpuk di rongga hidung, perlu dibersihkan terlebih dahulu agar pemberian oksigen lebih efektif.[8,11]
Untuk pemantauan di rumah, dokter dapat memberikan informasi pada pasien terkait tanda kadar oksigen yang inadekuat atau rendah (hipoksia) dan harus segera mencari pertolongan ke dokter terdekat, yaitu:
- Sesak napas, napas cepat, dan batuk.
- Perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau kemerahan pada wajah, bibir, atau kuku.
- Kelelahan dan merasa tidak nyaman
- Denyut jantung yang meningkat
- Keluhan pada sistem saraf pusat seperti sakit kepala, linglung ataupun penurunan kesadaran[7,8]