Komplikasi Resusitasi Cairan
Komplikasi resusitasi cairan dapat berupa edema paru akut, reaksi anafilaktik, emboli udara, infeksi, dan trombosis.
Edema Paru Akut
Edema paru akut merupakan keadaan akumulasi cairan pada paru yang disebabkan oleh cairan yang berlebihan pada sistem vaskuler. Edema paru akut merupakan kondisi yang dapat disebabkan oleh kelebihan cairan akibat tindakan resusitasi. Edema paru akut memiliki gejala berupa desaturasi, peningkatan frekuensi nafas, ronkhi pada basal kedua paru, dispnea, dan batuk dengan dahak kemerahan (pink frothy sputum).
Reaksi Anafilaktik
Reaksi anafilaktik dapat terjadi pada pasien yang alergi terhadap jenis cairan tertentu. Cairan koloid memiliki risiko reaksi anafilaktik dibandingkan dengan kristaloid. 1 dari 500 pasien yang menerima infus dapat mengalami alergi. Risiko seseorang mengalami alergi terhadap suatu cairan meningkat tiga kali lipat bila orang tersebut memiliki riwayat alergi obat. Gejala alergi yang dapat terjadi berupa panas pada kulit, eritem, gatal, muntah, hingga syok anafilaksis.
Emboli Paru dan Trombosis
Selain edema paru akut dan reaksi anafilaksis, komplikasi lain akibat resusitasi cairan berupa emboli paru, infeksi, dan trombosis. Emboli paru dapat terjadi saat resusitasi cairan. Masuknya udara lebih dari 10 ml dapat menyebabkan mortalitas pada pasien. Trombosis akibat bekuan darah pada kateter vena yang lama dapat terjadi pada tindakan resusitasi cairan. Trombosis biasanya lebih sering terjadi pada pemasangan rute vena sentral.[10,12]
Infeksi
Penggunaan kateter vena juga dapat menyebabkan infeksi, baik lokal maupun sistemik. Pemasangan kateter vena yang terkontaminasi dapat menyebabkan bakteremia hingga sepsis.