Teknik Mini Mental State Examination (MMSE)
Teknik penggunaan mini mental state examination (MMSE) adalah dengan wawancara langsung dengan pasien. Pasien akan ditanya dan diminta mengikuti instruksi pemeriksa.
Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan pemeriksaan mini mental state examination (MMSE). Namun selalu minta persetujuan pasien sebelum melakukan pemeriksaan dan jelaskan tujuan dilakukannya pemeriksaan. Situasi pemeriksaan dibuat senyaman mungkin bagi pasien untuk meminimalkan stress.
Peralatan
Alat yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan mini mental state examination (MMSE) adalah instrumen MMSE, selembar kertas kosong, selembar kertas dengan tulisan perintah “ANGKAT TANGAN KIRI ANDA!”, dan dua macam objek misalnya pensil dan jam tangan.
Posisi Pasien
Tidak ada posisi khusus untuk pemeriksaan mini mental state examination (MMSE). Pasien hanya diminta untuk duduk berhadapan dengan pemeriksa, sehingga pasien bisa dengan jelas melihat dan mendengar perintah dari pemeriksa. Kemudian, lakukan penilaian singkat apakah pasien bisa melihat dan mendengar pemeriksa dengan jelas, misalnya dengan menanyakan nama pasien. Pastikan apakah pasien menggunakan alat bantu dengar atau kacamata.
Perkenalkan diri dan sampaikan bahwa pemeriksa akan melakukan pemeriksaan memori dan kognisi. Hal ini untuk menghindari timbulnya resistensi selama pemeriksaan.[7]
Prosedural
Pemeriksaan mini mental state examination (MMSE) umumnya dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami dementia. Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter, perawat, atau asisten terlatih. Pasien sering kali malu mengakui gangguan kognitif yang dialaminya sehingga pemeriksa perlu menyadari dan mengantisipasi hal ini.
Pemeriksa tidak boleh melakukan hal-hal yang mungkin menjadi petunjuk bagi pasien untuk menjawab atau memperbaiki jawaban, misalnya menggelengkan kepala ketika jawaban pasien salah.
MMSE mencakup 11 item penilaian yang digunakan untuk menilai atensi dan orientasi, memori, registrasi, recall, kalkulasi, kemampuan bahasa, dan kemampuan untuk menggambar poligon kompleks.[7]
Orientasi.
Untuk orientasi waktu, tanyakan tanggal hari ini. Minta pasien menyebutkan hari, tanggal, bulan, tahun, dan musim. Tanyakan kembali informasi yang belum pasien sebutkan. Berikan skor 1 untuk setiap jawaban benar. Skor maksimal adalah 5.
Untuk orientasi tempat, tanyakan mengenai tempat pasien berada saat ini (negara, provinsi, kota atau kabupaten, rumah sakit, serta ruang atau lantai). Berikan skor 1 untuk setiap jawaban benar. Skor maksimal adalah 5.[7]
Registrasi
Beritahukan kepada pasien bahwa pemeriksa akan menyebutkan 3 buah benda dan minta pasien untuk mengingatnya. Kemudian sebutkan 3 nama benda pelan-pelan dengan jarak 1 detik. Skor ditentukan berdasarkan jumlah benda yang bisa disebutkan pada percobaan pertama. Ulangi tahap ini sampai 6 kali, nilai apakah pasien bisa menyebutkan ke tiga nama benda. Beri skor 1 untuk setiap nama benda yang benar.[7]
Atensi dan Kalkulasi
Minta pasien untuk melakukan pengurangan mulai dari 100 dikurangi 7, dan seterusnya sampai 5 kali operasi pengurangan. Skor sesuai dengan jumlah jawaban yang benar.
Bila pasien tidak mampu berhitung, minta pasien mengeja dari belakang kata yang terdiri dari 5 huruf. Misalnya RUMAH, dieja menjadi H-A-M-U-R. Skor sesuai dengan jumlah huruf yang ditempatkan secara benar.[7]
Recall
Minta pasien mengulang kembali nama 3 benda yang disebutkan pada saat pemeriksaan registrasi.[7]
Bahasa
Minta pasien untuk menyebutkan dua nama benda yang ditunjukkan, misalnya pensil dan arloji. Berikan skor sesuai dengan jawaban yang benar.[7]
Pengulangan
Minta pasien untuk mengulangi kalimat “tanpa kalau dan atau tetapi”. Berikan skor 1 bila pasien mampu mengulangi kalimat dengan benar.[7]
Perintah Tiga Langkah
Berikan secarik kertas pada pasien, kemudian katakan, “Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua, dan letakkan di lantai”. Berikan skor 1 untuk setiap tahapan yang benar.[7]
Membaca
Siapkan selembar kertas yang tertulis perintah dalam huruf besar “ANGKAT TANGAN KIRI ANDA”. Minta pasien untuk membaca perintah dan melakukannya. Berikan skor 1 bila pasien mampu melakukan perintah dengan benar.[7]
Menulis
Berikan selembar kertas kosong dan alat tulis, kemudian minta pasien untuk menulis sebuah kalimat. Berikan skor 1 bila kalimat yang ditulis mengandung subjek dan predikat.[7]
Meniru Gambar Segilima
Tunjukan gambar dua buah segilima yang saling berpotongan, kemudian minta pasien untuk menyalinnya. Skor 1 diberikan bila pasien bisa menggambar 2 segilima dengan benar dan keduanya saling berpotongan.[7]
Gambar 1. Contoh Gambar Segilima yang Berpotongan[7]
Skoring
Skor dihitung berdasarkan jawaban yang sebenarnya dari pasien. Pemeriksa tidak boleh memberikan skor berdasarkan asumsi atau mengoreksi jawaban pasien berdasarkan asumsi tersebut. Misalnya pada pasien yang mengalami depresi, pemeriksa tidak boleh berasumsi bahwa pada depresi terjadi penurunan konsentrasi sehingga pasien kesulitan menghitung, kemudian hal ini mempengaruhi skor yang diberikan kepada pasien.
Bila pasien mempunyai keterbatasan fisik yang menghalanginya untuk melakukan salah satu komponen pemeriksaan, maka perlu dilakukan penyesuaian skor maksimal yang bisa dicapai pasien. Contoh:
- Seorang pasien yang mengalami kebutaan, maka dia tidak bisa membaca perintah, menulis kalimat, dan meniru gambar. Maka skor maksimal yang bisa dicapai adalah 27
- Bila dalam pemeriksaan pasien ini mendapat skor 15, maka skor penyesuaian didapatkan dengan cara mengalikan skor pasien dengan 30, kemudian dibagi dengan skor maksimal yang bisa dicapai, yaitu 27
- Hasilnya adalah 16,6. Skor penyesuaian harus dibulatkan karena hasil penilaian MMSE selalu bulat. Maka skor penyesuaian pasien ini adalah 17
Setiap item pemeriksaan ditanyakan maksimal 3 kali. Bila pasien tidak merespon setelah 3 kali ditanyakan, berikan nilai nol. Bila pasien memberikan jawaban yang salah, maka berikan nilai nol dan pertanyaan tidak perlu diulang.[7]
Rentang skor MMSE adalah 0–30. Skor kurang dari 24 mengindikasikan adanya hendaya kognitif, misalnya ada delirium, amnesia, atau dementia. Namun untuk pasien yang pendidikannya lebih rendah dari SMA, sering kali digunakan cut off yang lebih rendah, yaitu skor 21.[5]
Skor 21–23 menunjukkan adanya hendaya kognitif ringan. Skor antara 17–23 juga disebut sebagai probable dementia, sedangkan skor <17 disebut sebagai definitif dementia.[7]
Sebuah tinjauan sistematis menyebutkan bahwa cut off untuk MMSE sebaiknya disesuaikan dengan tingkat pendidikan pasien, yaitu:
- Pasien dengan pendidikan kurang dari 6 tahun, cut off yang digunakan adalah <17
- Pendidikan 7–8 tahun, menggunakan cut off <20
Cut off <23 untuk pendidikan yang lebih tinggi[5]
Follow Up
Pemeriksaan MMSE dapat berguna sebagai penunjang diagnosis dementia dan hendaya kognitif lainnya, akan tetapi tidak bisa menjadi satu-satunya metode untuk penegakan atau eksklusi diagnosis.
Pemeriksaan MMSE perlu dibarengi dengan pemeriksaan fisik, laboratorium objektif seperti skrining toksikologi, fungsi tiroid, darah lengkap, dan kadar metabolik. Hasil pemeriksaan ini nantinya dapat menentukan keperluan untuk rawat inap di rumah sakit. Pada pertemuan selanjutnya, klinisi dapat membandingkan hasil MMSE sebelumnya dengan yang terkini untuk mengevaluasi kemajuan atau perburukan gejala.[1,9]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri