Pedoman Klinis Ekstraksi Benda Asing Telinga
Pedoman klinis ekstraksi benda asing atau corpus alienum telinga diawali visualisasi benda asing serta anatomi meatus akustikus eksterna sampai dengan membran timpani. Pertimbangan pemilihan teknik, seperti irigasi telinga, dikontraindikasikan pada keadaan tertentu, seperti perforasi membran timpani dan batu baterai. Keperluan rujuk ke dokter spesialis THT, seperti pada tuli konduktif berat maupun tuli sensorineural juga harus diperhatikan.[1,4]
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan sebelum dan saat melakukan ekstraksi benda asing telinga adalah:
- Pikirkan adanya penyebab penyakit lain yang menimbulkan otalgia, gatal pada telinga, gangguan pendengaran, atau keluhan lain pada telinga yang menyerupai gejala benda asing telinga
- Lakukan pemeriksaan fisik telinga secara menyeluruh, disertai pemeriksaan kepala, mata, hidung, dan tenggorokan yang dapat berhubungan dengan telinga.
- Prosedur ekstraksi benda asing dapat dibedakan berdasarkan jenis benda asing yang terdapat pada telinga, yaitu dengan cara ekstraksi mekanik, irigasi, suction, cyanoacrylate, serta menggunakan baby oil maupun lidokain pada serangga
- Prosedur ekstraksi mekanik secara umum menggunakan forcep bayonet atau alligator
- Prosedur irigasi menggunakan angiocatheter 20 gauge yang dihubungkan dengan syringe ukuran 60 ml, cairan yang digunakan adalah air biasa atau normal saline yang telah dihangatkan
- Prosedur suction menggunakan metode suction adalah menghubungkan ujung angiocatheter 20 gauge ke alat suction
- Prosedur cyanoacrylate dengan menggunakan sedikit cyanoacrylate pada ujung aplikator berujung kapas (cotton bud) dan didekatkan langsung ke benda asing
- Serangga hidup dalam lubang telinga harus dimatikan atau diimobilisasi sebelum diekstraksi dengan menggunakan mineral oil, microscope oil, dan lidocaine
- Benda asing berupa permen karet, styrofoam, dan superglue (cyanoacrylate) dapat dibersihkan dengan menggunakan aseton. Sedangkan manik-manik yang terbuat dari styrofoam dapat dibersihkan dengan menggunakan etil klorida[1,2,4,12]
Apabila tindakan sudah selesai, selalu lakukan pemeriksaan kedua telinga untuk memastikan tidak terdapat benda asing tambahan atau tertinggal. Selain itu, periksa kembali adanya komplikasi tindakan, seperti abrasi dinding telinga atau perforasi membran timpani. Komplikasi tindakan ekstraksi benda asing telinga dapat terjadi segera atau 24 jam kemudian, misalnya otitis eksterna atau gangguan pendengaran.[1,2,4,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli