Pendahuluan Coronary Computed Tomography Angiography
Coronary Computed Tomography Angiography (CCTA) merupakan tindakan medis pencitraan noninvasif untuk mendeteksi sumbatan arteri koroner yang dapat menyebabkan sindrom koroner akut atau infark miokard akut. [1,2]
Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai sekarang masih menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. Invasive Coronary Angiography (ICA) merupakan baku emas dalam mendiagnosis PJK, namun modalitas ini bersifat invasif pada pasien. CCTA merupakan pemeriksaan yang dapat menilai anatomi arteri koroner, sehingga dapat menjadi pemeriksaan alternatif dalam mendiagnosis PJK.[1-3]
CCTA merupakan pencitraan yang memiliki fungsi untuk melihat keadaan arteri koroner. Berbeda dengan angiografi koroner yang perlu memasukkan kateter ke dalam arteri koroner, CCTA bersifat noninvasif dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. [1,4]
Penggunaan CCTA sudah banyak digunakan dalam menentukan keadaan arteri koroner jantung pada pasien nyeri dada akut. Studi Miller JM et al menunjukkan bahwa CCTA memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 90% dalam mendeteksi stenosis arteri koroner lebih dari 50%. [5,6]
Beberapa studi juga sudah menunjukkan bahwa CCTA efektif dalam mengeksklusi stenosis arteri koroner pada pasien. Hal ini dibuktikan pada sebuah studi yang menemukan bahwa CCTA memiliki negative predictive value (NPV) yang tinggi, yaitu sebesar 83% pada diagnosis stenosis arteri koroner. CCTA juga digunakan untuk mendeteksi anomalitas koroner, mengevaluasi stenosis atau oklusi coronary artery bypass grafting (CABG), dan mengevaluasi sten arteri koroner. [6-9]