Pedoman Klinis Pacemaker
Pedoman klinis pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung adalah tindakan ini dilakukan secara steril di ruang operasi menggunakan anestesi lokal atau sedasi sadar. Anestesi umum jarang diperlukan.
Pemilihan penggunaan pacemaker permanen atau sementara harus mempertimbangkan kondisi yang mendasari aritmia, manifestasi klinis, komorbiditas, serta rasio manfaat dan risiko pada pasien. Pemasangan pacemaker sebaiknya hanya dilakukan pada indikasi kelas I dan II. Meski begitu, perlu diingat bahwa jenis, tipe, dan cara insersi pacemaker juga perlu mempertimbangkan kemahiran operator. Mengingat perkembangan teknologi pacu jantung, gunakan pacemaker dengan teknologi leadless untuk menghindari komplikasi.
Pemantauan terhadap pasien sebaiknya dilakukan secara remote monitoring di mana keamanan sama dengan pemantauan konvensional, dengan keuntungan pada deteksi dini kelainan fungsi dan irama pacemaker. Antisipasi adanya komplikasi berat seperti emboli paru, pneumothorax, ataupun tamponade jantung diperlukan. Lakukan pemantauan sebelum, selama, dan setelah tindakan. Awasi irama jantung, status hemodinamik, dan parameter laboratorium. Pemasangan pacemaker sebaiknya dilakukan dengan panduan pencitraan radiologi, seperti fluoroskopi.[3,6,7-10]