Dokter dan Depresi

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Menjadi seorang dokter merupakan pekerjaan yang melelahkan dan dapat berakhir pada terjadinya depresi. Kelelahan juga dirasakan oleh dokter yang menjalaninya. Sebuah laporan di Kanada mengungkapkan sebanyak 64% dokter merasa beban kerja yang diembankan kepadanya sangat berat. Rata-rata jam kerja dokter di Kanada adalah 50-60 jam seminggu.[1]

Masa kerja yang panjang ini dapat meningkatkan kelelahan pada dokter yang memberikan dampak negatif secara personal maupun profesional pada dokter. Dampak personal yang mungkin terjadi adalah peningkatan risiko kelelahan mental, peningkatan risiko tertusuk jarum dan meningkatkan risiko kecelakaan pada perjalanan pulang.

Secara profesional, dokter yang kelelahan memiliki kemampuan fokus bekerja yang lebih rendah dan membuat lebih banyak kesalahan medis mayor. Selain beban jam kerja dan kelelahan, faktor lain yang mempengaruhi dokter adalah beban mental misalnya bekerja dalam situasi yang emosional, melihat banyak penyakit, kegagalan, ketakuran dan kematian serta hubungan yang tidak baik dengan pasien, keluarga pasien atau staf medis lain. Keseluruhan faktor ini berperan dalam menyebabkan terjadinya depresi pada dokter.[2,3]

Referensi