Kontraindikasi dan Peringatan Fentanil
Kontraindikasi fentanil adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap fentanil atau komponen lain dalam sediaan. Peringatan penggunaan fentanil adalah terkait risiko penyalahgunaan dan neonatal abstinence syndrome jika digunakan selama kehamilan.[3,4,8]
Kontraindikasi
Penggunaan fentanil kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas yang diketahui terhadap fentanil atau komponen lain dari formulasi.
Sediaan transmukosa lepas cepat dikontraindikasikan dalam pengelolaan nyeri akut atau nyeri pasca operasi. Sediaan ini juga kontraindikasi digunakan pada pasien yang tidak toleran opiat karena risiko depresi pernapasan yang mengancam jiwa.
Sediaan fentanil transdermal dikontraindikasikan dalam pengelolaan nyeri akut, ringan, intermiten, atau pasca operasi. Sediaan ini juga tidak digunakan pada pasien yang membutuhkan analgesia opiat untuk waktu yang singkat dan pada pasien yang tidak toleran terhadap opiat karena risiko depresi pernapasan yang serius atau mengancam jiwa.
Fentanil transdermal juga dikontraindikasikan pada pasien dengan depresi pernapasan yang substansial, terutama dalam pengaturan di mana pemantauan dan peralatan yang memadai untuk resusitasi tidak tersedia. Kontraindikasi lain adalah penggunaan pada pasien dengan asma bronkial akut atau berat, serta pada pasien yang dicurigai ileus paralitik.[2,3,8,16]
Peringatan
Fentanil memiliki potensi 30-50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan morfin. Oleh karena ini, fentanil rentan disalahgunakan. [2-4]
Risiko Penyalahgunaan Fentanil
Fentanil berisiko menyebabkan kecanduan dan penyalahgunaan yang dapat menyebabkan overdosis dan kematian. Nilai risiko setiap pasien untuk penyalahgunaan sebelum meresepkan obat. Lakukan pemantauan berkala untuk mengevaluasi perilaku yang mengarah ke penyalahgunaan.[2-4]
Neonatal Abstinence Syndrome
Neonatal abstinence syndrome dapat terjadi jika fentanil digunakan dalam jangka panjang selama kehamilan. Kondisi ini bisa mengancam nyawa bayi jika tidak dikenali dan ditangani segera.[2-4]
Penggunaan dengan Benzodiazepin dan Depresan Saraf Pusat Lain
Penggunaan fentanil bersamaan dengan benzodiazepin atau agen depresan saraf pusat lain, termasuk alkohol, dapat menyebabkan sedasi berat, depresi pernapasan, koma, dan kematian. Penggunaan secara bersamaan hanya diperbolehkan pada pasien yang tidak memiliki alternatif terapi lain. Gunakan dosis efektif terendah dan durasi sesingkat mungkin, serta lakukan pemantauan ketat terhadap depresi pernapasan dan sedasi.[2-4]
Penggunaan Sediaan Transdermal
Fentanil transdermal dapat menyebabkan efek samping serius meskipun digunakan dalam dosis yang direkomendasikan. Lakukan pemantauan depresi napas, terutama saat inisiasi terapi dan peningkatan dosis. Fentanil transdermal dikontraindikasikan untuk digunakan sebagai analgesik sesuai kebutuhan ("prn"), pada pasien yang tidak toleran opiat ataupun untuk manajemen nyeri akut atau pasca operasi.[2-4]
Risiko Depresi Napas dan Depresi Saraf Pusat
Fentanil memiliki efek depresi pada sistem saraf pusat dan menyebabkan depresi pernapasan. Pasien akan merasa mengantuk dan mungkin terjadi penurunan kesadaran. Pasien yang mendapatkan fentanil sebaiknya tidak berkendara atau melakukan tindakan yang berisiko seperti mengoperasikan mesin. Fentanil juga harus diberikan secara hati-hati pada pasien yang berisiko mengalami gangguan napas, misalnya pasien cedera kepala berat.[2-4]
Risiko Sindrom Serotonin
Sindrom serotonin dapat terjadi pada penggunaan fentanil dengan obat serotonergik seperti sertraline dan escitalopram. Sindrom serotonin dapat terjadi pada dosis biasa. Manifestasi dapat berupa perubahan status mental, takikardia, tekanan darah labil, hipertermia, hiperrefleksia, inkoordinasi, dan kekakuan.[2-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina