Efek Samping dan Interaksi Obat Epinefrin
Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan epinefrin atau adrenalin adalah gejala simpatis seperti palpitasi, angina, gelisah, berkeringat, ekstremitas dingin/pucat, dan tremor. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama obat-obat yang meningkatkan atau menurunkan efek pressor epinefrin.
Efek Samping
Epinefrin dapat menimbulkan efek samping di sistem kardiovaskular, gastrointestinal, saraf, metabolik, respirasi, kulit, penglihatan, dan urinaria.
- Sistem kardiovaskular: aritmia seperti takikardi, supraventrikular takikardi, dan aritmia ventrikel, serta infark miokard, angina, iskemia ekstremitas, dan peningkatan tekanan darah hingga perdarahan serebral
- Sistem gastrointestinal: mual dan muntah
- Sistem saraf: nyeri kepala, nervousness, gelisah, tremor
- Sistem respirasi: edema paru dan sesak
- Sistem urinaria: insufisiensi ginjal
- Metabolik: hipoglikemia, hiperglikemia, resistensi insulin, hipokalemia
- Sistem dermatologi: kulit pucat atau nekrosis akibat ekstravasasi
- Sistem penglihatan: gangguan visus, fotofobia, peradangan pada mata akibat penggunaan berulang yang dapat menimbulkan edema dan hiperemia[1-3,6]
Interaksi Obat
Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama obat-obatan yang meningkatkan atau menurunkan efek pressor epinefrin, serta obat-obatan yang meningkatkan potensi aritmia dan hipokalemia epinefrin.
Meningkatkan Potensi Obat
Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama obat-obatan yang meningkatkan efek pressor epinefrin, seperti obat-obat simpatomimetik, β-blockers seperti propranolol, antidepresan trisiklik, inhibitor monoamin oxidase (inhibitor MAO), catechol-O-methyl transferase (COMT) inhibitor seperti entacapone, serta clonidine dan oksitosin.
Selain itu, interaksi juga terjadi pada penggunaan bersama obat yang meningkatkan efek aritmia epinefrin, contohnya propranolol dan β-blockers lain, halothane, diuretik, antihistamin, tiroksin, dan quinidine.
Obat tertentu juga dapat meningkatkan potensi hipokalemia epinefrin, contohnya adalah diuretik yang membuat deplesi kalium, kortikosteroid, dan teofilin.[3]
Menurunkan Potensi Obat
Interaksi obat juga dapat terjadi pada penggunaan bersama obat-obat yang bersifat antagonis terhadap efek pressor epinefrin, contohnya bloker alfa seperti phentolamine, vasodilator seperti nitrat, diuretik, dan antihipertensi.[3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur